Liputan6.com, Jakarta Biasanya pabrikan otomotif akan merekomedasikan pengantian oli dengan hitung-hitungan jarak tempuh yang akan dilalui. Pada motor, ganti oli biasanya disarankan per 2.000 km, sementara mobil mulai dari 5.000 km.
Namun, hal ini sebetulnya problematis, terutama bagi mereka yang berkegiatan di kota-kota besar yang selalu kena macet.
Advertisement
Baca Juga
Misalnya, satu kendaraan di kota besar perlu waktu sekitar enam bulan untuk mencapai jarak 5.000 kilometer. Sementara di kota kecil yang minim macet, jarak tersebut mungkin hanya dilalui setelah tiga atau empat bulan saja. Artinya, durasi kerja kendaraan di kota besar untuk mencapai jarak penggantian oli sebetulnya lebih lama.
"Masalahnya kan kalau di Indonesia macet meski jarak dekat, mesin tetap bekerja. Menunggu jarak untuk ganti oli, takutnya pelumasnya itu tidak akan maksimal lagi kerjanya," terang Gordon Alexander Lit, Chief Technical and Training Officer Liqui Moly, oli asal Jerman untuk wilayah kerja Asia Pasifik di Jakarta, Rabu (6/9/2017).
"Tiap 10.000 kilometer ganti oli. Di kota besar mungkin waktunya lebih lama (ketimbang di kota-kota kecil). Lihat waktunya, jadi masalah itu," tambah Gordon.
Oleh karena itu, Gordon menilai idealnya ganti oli untuk kendaraan di kota-kota besar dihitung berdasarkan durasi pemakaian saja.
"Setahun dua kali ganti oli untuk mobil itu tidak cukup. Saya rekomendasikan tiap tiga atau empat bulan ganti (tiga kali dalam setahun), meski belum sampai 10.000 km (atau jarak ideal penggantian oli)," tambahnya.
Simak Video Menarik Berikut: