Liputan6.com, Tokyo - Mazda Motor meluncurkan SUV baru, CX-8, di Jepang, Kamis (14/9) kemarin. Kalau ada yang paling menarik dari mobil ini, itu adalah mesinnya.
SUV ini diluncurkan hanya dengan satu varian mesin saja, diesel. Ini adalah hal yang cukup menarik. Bisa dibilang Mazda anti-mainstream.
Baca Juga
Ini bukan tanpa sebab. popularitas mobil diesel semakin berkurang karena skandal emisi VW dua tahun lalu. Mesin diesel juga dianggap kotor. Banyak yang kemudian beralih mulai melakukan riset penggerak alternatif seperti motor listrik.
Advertisement
Lantas kenapa Mazda melakukan ini?
Menurut President Mazda, Masamichi Kogai, satu alasan utamanya berkaitan dengan faktor budaya. Kogai bilang bahwa Mazda punya reputasi yang sangat luas sebagai pabrikan yang andal mengembangkan mesin diesel dengan tetap mempertahankan standar emisi.
"Kami telah memimpin pertumbuhan pasar diesel di Jepang," tambahnya, dikutip dari Asia Nikkei, Jumat (15/9/2017).
Kemudian, ia juga bilang bahwa mesin diesel tetap punya konsumen loyal. Merujuk pada riset IHS Markit, pasar mesin diesel pada 2025 memang mengalami penurunan 17 persen. Tapi meski begitu jumlah penjualannya tetap ada di angka 15 juta unit.
Di tengah pabrikan lain yang mulai meninggalkan mesin itu, tentu langkah Mazda yang tetap bertahan cukup tepat. Setidaknya untuk masa depan.
Namun begitu, Kogai bilang bahwa mereka tetap memikirkan alternatif. Mazda akan mengembangkan mobil plug-in hybrid, bahkan listrik penuh, di masa depan. Itu dia mengapa mereka bekerja sama dengan Toyota, Agustus kemarin. Kerja sama antar pabrikan bisa meminimalisir biaya riset dan pengembangan.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
Skema Elektrifikasi Mazda, Mobil Listrik Masih Jauh
Di ajang Global Tech Forum, yang dihelat di Frankfurt, Jerman, Mazda mengumumkan rencana jangka panjang mereka terkait dengan elektrifikasi. Pada 2035, mereka berencana untuk menanamkan teknologi ini pada semua kendaraannya.
Di tingkat global, sampai saat ini lineup Mazda masihlah kendaraan konvensional (mesin pembakaran dalam), dengan teknologi andalan bernama SkyActiv. Nantinya rentan kendaraan Mazda akan termasuk mild hybrid, plug-in hybrid, hingga fully electric.
Namun begitu di forum itu mereka tidak mengatakan apapun soal kendaraan sel bahan bakar (fuelcell), yaitu kendaraan bertenaga listrik yang dihasilkan dari konversi hidrogen. Bisa jadi kendaraan seperti ini memang tidak bakal mereka kembangkan sampai kapanpun.
Ichiro Hirose, Managing Executive Officer for powertrain development Mazda, mengatakan bahwa perusahaan akan masuk ke kontestasi elektrifikasi secara bertahap. Ia mengatakan strategi ini adalah yang paling tepat untuk "memperkenalkan kendaraan listrik".
Mazda akan memulainya pada 2019. Di tahun ini mereka akan memperkenalkan kendaraan mild hybrid, di mana motor listrik bekerja sebatas membantu kinerja mesin konvensional sebagai penggerak utama. Kemudian, tahun 2021, diharapkan sudah ada Mazda plug-in hybrid.
Bukan hanya listrik, pabrikan asal Jepang yang sering disebut punya "cita rasa Eropa" ini juga akan memperkenalkan teknologi otonomos. Dalam hal ini, mereka telah mempersiapkan divisi khusus bernama Mazda HQ. Divisi ini akan menguji mobil otonomos buatan sendiri pada 2020.
Harapannya, lima tahun setelah pengujian semua kendaraan yang mereka jual telah dilengkapi dengan fitur otonomos, meski tidak sampai pada taraf mobil benar-benar bergerak sendiri dengan durasi lama.
Advertisement