Liputan6.com, Jakarta- Proyek mobil pedesaan di Tanah Air saat ini masih terus berjalan, dan pemerintah melalui Kementerian Perindustrian masih terus menggodok regulasinya. Namun, kemunculan mobil pedesaan ini ternyata masih jadi misteri, padahal rencananya mobil tersebut bakal dipamerkan Agustus 2017 lalu.
Ada sedikit harapan ketika Presiden Republik Indonesia (RI), Joko Widodo mengunjungi Kiat Motor yang berada di Jalan Solo-Yogyakarta, Klaten, Jawa Tengah. Saat itu, Jokowi terlihat antusias untuk melihat dan memberikan dukungan pada mobil buatan anak bangsa ini.
Advertisement
Baca Juga
"Tugas pemerintah memberikan dorongan agar gagasan seperti ini bisa masuk ke pasar," ujar Jokowi kepada Sukiyat, pemilik Kiat Motor, beberapa waktu lalu.
Dukungan bagi penggerak mobil pedesaan ini, mungkin lebih ke arah regulasi, seperti sertifikasi, uji emisi, dan perpajakan.
Sementar itu, Kementerian Perindustrian memang telah menyiapkan konsep produk dan pengembangan mobil pedesaan. Selanjutnya, industri otomotif dipacu agar mampu memproduksi kendaraan pengangkut hasil pertanian dan perkebunan.
"Tentu konsep kendaraan yang mobilitasnya bisa digunakan di seluruh daerah pedesaan. Bentuknya semi pikap, yang belakangnya bisa dipasang alat mesin pertanian dan perkebunan seperti untuk angkat kelapa sawit," ujar Menteri Perindustrian, Menteri Perindustrian, Airlangga Hartarto, dikutip dari laman resmi Kementerian Perindustrian, ditulis Rabu (27/9/2017).
Lanjutnya, saat ini sudah ada prototipe kendaraan niaga multiguna tersebut, dan disebut Generasi 2A dan Generasi 2B. Purwarupa ini nantinya bisa disempurnakan oleh pelaku industri yang ingin mengembangkannya.
"Jadi, kendaraan pedesaan ini juga tidak hanya untuk off-road tetapi juga bisa masuk ke jalan-jalan desa di luar jalan tol," tambahnya.
Sudah diuji
Sementara itu, Airlangga juga menjelaskan jika prototipe kendaraan niaga multiguna tersebut telah melalui sejumlah pengujian, di antaranya uji keselamatan di Balai Pengujian Laik Jalan dan Sertifikasi Kendaraan Bermotor, Kementerian Perhubungan, serta pengujian emisi di Balai Termodinamika Motor dan Propulsi, BPPT.
"Sedangkan, melalui Institut Otomotif Indonesia (IOI), prototipe ini akan lebih dikembangkan sehingga dapat diproduksi sesuai dengan kaidah-kaidah manufaktur," pungkasnya.
Advertisement