Musim Hujan, Cek Komponen Sepeda Motor yang Sering Terlupa

Musim hujan, sepeda motor harus dilakukan servis rutin agar kondisinya tetap andal saat dikendarai.

oleh Herdi Muhardi diperbarui 03 Nov 2017, 12:12 WIB
Diterbitkan 03 Nov 2017, 12:12 WIB
Akibat Badai Tropis, Manila Digenangi Banjir
Pengendara sepeda motor menerjang genangan air akibat hujan lebat di Manila, Filipina, Kamis (27/7). Pihak Biro Cuaca setempat memberi peringatan agar warga terus berhati-hati beraktivitas di luar rumah selama musim penghujan. (AP/Bullit Marquez)

Liputan6.com, Cibinong - Hujan yang mengguyur sejumlah wilayah di Indonesia tentu menjadi peringatan bagi para pengendara sepeda motor untuk lebih berhati-hati saat berkendara.

Selain itu, musim hujan para rider juga harus mempersiapkan tungganganya agar tetap dalam kondisi prima. Sebab, air hujan yang bercampur tanah kerap merepotkan para pemilik sepeda motor.

Menurut Kepala Bengkel AHASS (Astra Honda Authorized Service Station) Daya Motor Cibinong Asep Suherman, meski tak perlu persiapan khusus, namun sepeda motor harus dilakukan servis rutin agar kondisinya tetap andal saat dikendarai.

Lebih lanjut, Herman menyatakan, saat masuk musim hujan ada komponen sepeda motor yang perlu dilakukan pengecekan rutin yaitu gear seat, termasuk rantai.

“Komponen rantai dan gear bagian depan dan belakang harus sering-sering dilumasi. Karena bagian itu jika terkena hujan lalu kepanasan, maka yang perlu dilakukan adalah melumasi menggunakan pelumas semprot,” Herman saat ditemui Liputan6.com di bengkel AHASS Daya Motor Cibinong, Bogor, Jawa Barat, Kamis (2/11/2017).

Untuk motor jenis non-matik, rantai sepeda motor termasuk komponen penting karena berfungsi mendistribusikan gerak dari mesin ke roda. Karena itu, bagian ini perlu dilakukan pengecekan.

Selain itu, rantai kendur dan gear lancip merupakan sinyal bahwa itu harus diganti. Jika tak segera diganti, maka rantai berpotensi slip dari gir saat berputar. Ada juga beberapa bagian lainnya yang harus dilakukan pengecekan jelang musim hujan, seperti pada bagian rem. Tak sedikit, saat musim hujan, ditemukan kasus rem tidak berfungsi.

Tak hanya itu, lampu juga harus dilakukan pengecekan. Sebab jika lampu penerangan mati saat terjadi hujan, maka visibilitas pengendara menjadi terbatas.

Bagian lainnya yang harus dicek adalah ban. Jika ban sudah menipis, maka yang dikhawatirkan adalah traksi ban ke aspal berkurang. Alhasil, ban sulit dikendalikan karena botak.

Tips Aman Berkendara di Musim Hujan

20161004-Kawasan Kemang Kembali Banjir-Jakarta
Pengendara sepeda motor mendorong motornya yang mogok setelah menerobos banjir di kawasan Kemang, Jakarta, Selasa (4/10). Hujan deras yang mengguyur Jakarta kembali menyebabkan kawasan Kemang tergenang air hingga 40 cm. (Liputan6.com/Gempur M Surya)

Para pengendara mobil dan motor harus lebih waspada saat memacu kendaraan di musim hujan. Sebab hujan akan membuat jalanan menjadi basah sehingga kondisi ini lebih berbahaya.

Karena itu, NTMC Polri memberikan tips berkendara di saat musim hujan.

Pertama, pengendara tetap waspada dan perhatikan kondisi kelengkapan kendaraan. Jika kondisi jalan minim pencahyaan dan berkabut, nyalakan lampu utama untuk membantu penglihatan.

Pergunakan lampu kabut jika kendaraan sudah dilengkapi dengan lampu jenis ini. Usahakan tidak menggunakan lampu hazard kecuali mobil yang Anda kendarai menjadi hambatan yang harus dihindari oleh pengendara lain.

Pastikan wiper dalam kondisi yang baik karena wiper yang aus tidak menyapu air secara efisien. Akibatnya, guyuran air di kaca depan mobil akan menurunkan tingkat visibilitas.

Kedua, pastikan tekanan angin ban cukup. Tekanan yang terlalu keras akan mengurangi daya cengkeram terhadap permukaan jalan. Sebaliknya, kurangnya tekanan ban mobil akan menyebabkan mobil lebih mudah selip di jalanan basah. Periksa tekanan dan alur ban mobil.

Ketiga, hindari penggunaan sistem cruise control karena dapat mempercepat atau memperlambat kendaraan untuk tetap dalam kecepatan yang telah ditetapkan.

Ketika ban kehilangan cengkeraman di jalanan basah, roda secara alami akan mulai melambat dan akan terus melambat sampai perubahannya sesuai dengan kecepatan kendaraan yang sebenarnya saat titik cengkeraman dikembalikan.

Jika cruise control diaktifkan, sistem akan mendeteksi perlambatan dan akan mencoba untuk mempercepat untuk meningkatkan kecepatan lagi. Hal ini akan menyebabkan satu atau seluruh ban kehilangan cengkeraman sepenuhnya.

Keadaan ini dapat menyebabkan pengemudi kehilangan kendali terhadap kendaraan sepenuhnya.

Selanjutnya

Selanjutnya atau yang keempat, atur jarak pengereman dan sebisa mungkin menghindari aquaplaning. Caranya perlambat kendaraan saat melintasi genangan air untuk mengecilkan risiko terjadinya selip dan menambah jarak aman dengan kendaraan di depan.

Kecepatan yang lebih rendah juga mengurangi kemungkinan terjadinya selip disebabkan genangan air (aquaplaning). Situasi ini terjadi ketika tapak dalam ban tidak lagi menyalurkan air dari permukaan jalan.

Akibatnya, ban mulai “mengambang” pada lapisan air dan dari titik ini, ban (dan kendaraan) akan tergelincir. Pengendara dapat menyadari aquaplaning ketika kemudi tiba-tiba terasa ringan dan kendaraan tidak merespon gerakan kemudi.

Kelima usahakan untuk tidak melintasi jalan yang sudah tergenang banjir lebih dari setengah ban mobil. Periksa juga sampai kedalaman berapa kendaraan dapat terendam oleh air.

Jika Anda harus melalui jalan yang tergenang, arahkan kendaraan anda ke bagian tertinggi jalan, karena air berada pada titik dangkal di titik tersebut.

Gunakan gigi rendah -pertama atau “L” tergantung pada jenis transmisi. Jaga kecepatan konstan. Jangan angkat kaki Anda dari pedal gas. Mesin yang melambat dapat membiarkan air masuk melalui pipa knalpot dan merusak catalytic converter.

Anda juga tidak ingin filter udara depan ditembus oleh air, jadi mengemudilah dengan sangat lambat. Dalam kasus tersebut, kerusakan akan menjadi berat dan membutuhkan perbaikan yang cukup mahal.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya