Era Mobil Listrik, Toyota dan Panasonic Kerja Sama Bikin Baterai

Toyota dan Panasonic resmi mengumumkan kerja sama untuk mempelajari bisnis pengembangan baterai mobil listrik.

oleh Arief Aszhari diperbarui 13 Des 2017, 20:16 WIB
Diterbitkan 13 Des 2017, 20:16 WIB
Toyota dan panasonic jalin kerjasama (Foto:Paultan)
Toyota dan panasonic jalin kerjasama (Foto:Paultan)

Liputan6.com, Tokyo - Era mobil listrik sudah tidak bisa dihindari lagi. Sudah saatnya semua pemangku kepentingan, baik pemerintah, pabrikan mobil, maupun komponen pendukung mempersiapkan kehadiran mobil ramah lingkungan tersebut.

Melihat hal tersebut, Toyota dan Panasonic resmi mengumumkan kerja sama untuk mempelajari bisnis pengembangan baterai mobil listrik. Ini dimaksudkan untuk menjawab terkait meningkatnya permintaan mobil listrik.

Selain itu, seperti disitat Paultan, ditulis Rabu (13/12/2017), kedua raksasa Jepang ini juga menargetkan kemajuan perkembangan baterai otomotif, yang merupakan jantung mobil listrik.

Toyota sendiri merupakan pabrikan yang berkonsentrasi dengan kendaraan ramah lingkungan. Bahkan, jenama asal Negeri Matahari Terbit ini mengembangkan berbagai kendaraan hijau, seperti hybrid, plug-in hybrid, hidrogen, dan tentu saja listrik.

Sementara bagi Panasonic, baterai lithium-ion sudah diposisikan sebagai salah satu bisnis utamanya, dan sudah digunakan di banyak pembuat mobil di seluruh dunia. Bahkan, perusahaan elektronik ini bakal terus meningkatkan keamanan dan kapasitas baterai listriknya tersebut.

Bagi Toyota dan Panasonic, yang memulai hubungan bisninya sejak 1953 menyadari pentingnya kemajuan teknologi baterai, baik dari kinerja, harga, keamanan, maupun kapasitas baterai sangat penting untuk populasi mobil listrik.

Baterai Motor Listrik Lithium-Ion Bisa Sampai 4 Tahun, Benarkah?

Baterai lithium-ion Honda PCX (Foto: AP Honda)
Baterai lithium-ion Honda PCX (Foto: AP Honda)

Perkembangan motor listrik di Tanah Air semakin pesat. Berbagai merek sudah mulai memunculkan motor ramah lingkungan andalannya, baik pabrikan lokal maupun asing.

Namun, untuk saat ini hanya Viar yang sudah berani meniagakan motor listriknya, yaitu Q1. Bahkan, motor yang dibanderol Rp 16,7 juta ini sudah dibeli satu unit oleh Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Ignasius Jonan.

Sebagai motor tanpa mesin bensin, serta hanya mengandalkan motor listrik dan baterai, motor ramah lingkungan ini diklaim minim perawatan. Namun, bagaimana dengan perawatan baterai dan motor listriknya?

Dijelaskan Hari Budianto, Bussiness Dev Manager PT Robert Bosch, sebagai pemasok baterai dan motor listrik Viar Q1, jika baterai lithium-ion memiliki daya tahan yang lebih lama, dibandingkan baterai SLA (Sealed Lead Acid) yang biasa digunakan pada motor konvensional.

"Kalau baterai lain hanya 250 cycle atau satu tahun, nah untuk baterai lithium-ion bisa 800 sampai 1.000 cycle atau empat tahun," jelas Hari saat berbincang dengan wartawan beberapa waktu lalu.

Meskipun begitu, untuk penggantian baterai motor listrik memang tidak murah. Sang pemilik harus merogoh kocek hingga Rp 5 - 6 juta untuk mengganti baterai baru. "Tapi kan, dengan umur baterai empat tahun, biasanya sudah ganti motor. Jadi, pemilik tidak perlu ganti baterai," tambahnya.

Sementara itu, selain baterai, terdapat juga drivetrain atau motor penggeraknya. Namun, masih menurut Hari, untuk penggantian motor listrik lebih murah, bahkan jika sudah mengganti motornya, kendaraan listrik jadi terasa lebih enak.

"Untuk harganya, motor listrik sekitar US$ 60 atau sekitar Rp 800 ribu. Itu sudah seperti ganti baterai baru," pungkasnya.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya