Liputan6.com, Jakarta - Pabrikan mobil listrik Tesla, kini tengah tersandung masalah. Pasalnya, saat ini Securities and Exchange Commission (SEC), sedang menyelidiki perusahaan asal Amerika Serikat tersebut.
Dilansir Carscoops, Kamis (21/12/2017), penyelidikan ini menyangkut rencana penjualan Model 3 yang tidak diberikan kepada investor. Bahkan, penyelidikan terhadap Tesla ini, sudah dilakukan antara Juni 2016 sampai Mei 2017.
Advertisement
Baca Juga
Menurut laporan Detroit News, penyelidikan tersebut dipicu menyusul kepindahan Goldman Sachs, pada Mei 2016 untuk meningkatkan saham Tesla. Namun, di saat bersamaan, Morgan Stanley, salah satu pemegang saham Tesla memberikan penawaran saham sebesar US$ 2 Miliar.
Setelah menyelidiki Tesla, SEC menemukan bahwa Tesla mungkin telah membuat pernyataan palsu tentang fakta material yang digunakan untuk Model 3.
Sebagai bagian dari penyelidikan, Tesla diminta untuk membuat dokumen tentang pemesanan, pembatalan, dan deposit Model 3. Selain itu, dokumen yang merinci bagaimana Tesla telah menggunakan atau merencanakan untuk menggunakan uang deposit yang diperlukan.
Selanjutnya, SEC meminta nama dan nomor kartu kredit dari semua pelanggan yang telah memesan Model 3.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
Next
Untuk diketahui, investigasi yang dilakukan SEC berakhir pada Mei 2017 tanpa tindak lanjut. Tapi, SEC memastikan keputusan tanpa tindakan bukan berarti Tesla dibebaskan atau tindakan yang dapat dihasilkan dari penyelidikan tersebut.
Sementara itu, SEC telah memblokir sejumlah akses rekaman dan dokumen Tesla, dan hal tersebut bertanda jika ada penyelidikan lain yang belum diselesaikan.
Advertisement