Regulasi LCEV Rampung, Mercy Siap Boyong Dua Model Hybrid

Mercedes Benz Indonesia akan mengenalkan mobil hibrida nya langsung jika regulasi terkait kendaraan listrik sudah rampung.

oleh Yurike Budiman diperbarui 30 Jan 2018, 07:12 WIB
Diterbitkan 30 Jan 2018, 07:12 WIB
Mercedes Kenalkan Sedan Mewah Pertama Berpengerak Hybrid
Pihak Mercedes mengklaim jika konsumsi bahan bakar dari S 500 ini mencapai 36 km/liter.

Liputan6.com, Jakarta - PT Mercedes-Benz Distribution Indonesia (MBDI) menyatakan kesiapannya atas pasar mobil listrik di Indonesia. 

Hal itu merujuk pada rencana pemerintah yang menjanjikan insentif bagi mobil bertenaga listrik murni atau campuran di dalam aturan kendaraan rendah emisi karbon (LCEV) yang akan rampung tahun ini. 

Deputy Director Sales Operations & Product Management MBDI Kariyanto Hardjosoemarto mengatakan, saat ini Mercedes-Benz tinggal menunggu pengesahan regulasi terkait kendaraan listrik oleh pemerintah.

“Kami sudah siapkan tentu, karena kami sudah lihat dari pemerintah sangat serius, lintas Kementerian juga sudah mempersiapkan action masing-masing. Saya yakin akan bergerak semua ke era mobil listrik," kata Kariyanto beberapa waktu lalu.

Mercedes berencana untuk mengenalkan dua model hibridanya seperti tahun lalu di dalam ajang otomotif GIIAS (Gaikindo Indonesia International Auto Show) 2017, yang memboyong dua model plug-in hybrid dari Malaysia. Dua model yang dibawa adalah E 350 Plug- in Hybrid dan C 350 Plug-in Hybrid.

“Pada tahap awal akan kami bawa dua model. Kurang lebih yang sudah pernah kita perkenalkan sebelumnya," ujarnya.

Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:

 


Selanjutnya

Seperti diketahui, pemerintah melalui Direktur Jenderal (Dirjen) Industri Logam, Mesin, Alat Transportasi, dan Elektronika (Ilmate) Kemenperin, Harjanto, mengatakan ada beberapa hal yang harus dibereskan sebelum regulasi yang terangkum dalam aturan kendaraan emisi karbon rendah atau Low Carbon Emission Vehicle (LCEV) itu diterbitkan.

"Draft final sudah ada di Kementerian Perindustrian. Dalam waktu dekat masih ada pembicaraan lagi antar kemenperin dan juga Kementerian ESDM," ujar Harjanto, di Jakarta.

Menurutnya, masih terdapat masalah utama dengan infrastruktur. Pertama, belum ada kejelasan mengenai stasiun pengisian bahan bakar listrik yang bisa cepat mengisi baterai dari kendaraan listrik. Kedua soal ketersediaan produksi industri baterai di Indonesia.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya