Gereget, Bos Mercy Ingin Potong Halo di 'Jet Darat' F1

Komponen untuk meningkatkan keselamatan pada mobil balap F1 yang disebut Halo ini, banyak menimbulkan pro dan kontra, terlebih dari segi estetika jet darat.

oleh Arief Aszhari diperbarui 25 Feb 2018, 08:14 WIB
Diterbitkan 25 Feb 2018, 08:14 WIB
F1, F1 GP Abu Dhabi, Valtteri Bottas
Pebalap Mercedes, Valtteri Bottas saat melaju pada lintasan balapan F1 Abu Dhabi di Yas Marina circuit , (26/11/2017). Bottas finis pertama. (AFP/Karim Sahib)

Liputan6.com, Jakarta Musim balap Formula 1 (F1) musim ini, sudah dipastikan bakal menggunakan pelindung kokpit. Namun, komponen yang disebut Halo ini, banyak menimbulkan pro dan kontra, terlebih dari segi estetika jet darat.

Bahkan, Bos Mercedes-Benz, Toto Wolff, terang-terangan tidak menyukai Halo, dan ingin menggergaji pelindung kokpit tersebut jika diperbolehkan.

"Saya tidak menyukainya secara keseluruhan," ujar Toto Wolff seperti disitat dari Motorsport.com, ditulis Sabtu (24/2/2018). "Kami perlu menjaga keselamatan pembalap, tapi apa yang kita implementasikan sungguh tidak indah dari sisi estetika," tambahnya.

Sementara itu, banyak kepala teknik tim F1 juga mengakui tantangan dalam menggunakan Halo. Meskipun mengkritik penggunaan Halo, namun pejabat jenama asal Jerman ini mengakui, jika komponen ini membuat pengemudi lebih aman.

"FIA telah melakukan semua jenis tes dan skenario memungkinkan secara menyeluruh, dan Halo membuat pengemudi lebih aman," pungkasnya. Keuntungan lain Halo selain untuk keselamatan, Halo ternyata bisa memberikan keuntungan lain untuk tim. Pasalnya, saat ini para bos F1 tengah mengevaluasi penambahan layar digital di Halo.

Melansir Motorsport.com, ditulis Minggu (24/1/2018), pemasangan layar digital seperti LED tersebut bisa digunakan untuk menampilkan informasi saham, serta harga saham. Dengan begitu, tim akan mendapatkan keuntungan komersial tambahan.

"F1 sedang menggarap sesuatu yang berkaitan dengan digital pada Halo. Jadi, saya pikir kita akan memanfaatkan dengan sebaik-baiknya," jelas Direktur Eksekutif McLaren, Zak Brown. "Mungkin bentuknya seperti informasi berjalan yang Anda lihat di bursa saham atau pesan berjalan, dan semacamnya," pungkasnya.

Inilah Mercedes-AMG Project One Bermesin F1, Apa Kehebatannya?

Mercedes-Benz AMG Project ONE
Mercedes-Benz AMG Project ONE. (Popular Mechanics)

Setelah lama menunggu dan bocoran demi bocoran beredar di dunia maya, Mercedes-AMG Project One akhirnya tampil perdana di Frankfurt Motor Show. Project One menjadi mobil jalanan pertama yang dilengkapi dengan mesin F1, yaitu 1,6 liter V6 turbocharger dengan empat motor elektrik.

 

 

Dilansir Carscoops, dua motor elektrik yang berada di depan sanggup berputar hingga 50.000 rpm, sedangkan putaran motor elektrik tertinggi di pasaran saat ini adalah 20.000 rpm. Satu motor elektrik terintegrasi di turbocharger dan satu motor terpasang langsung dengan mesin konvensional.

Setiap motor elektrik di depan menghasilkan tenaga 160 Tk, begitu pula dengan motor elektrik yang terpasang di mesin. Sedangkan motor elektrik yang terpasang di turbocharger menghasilkan 120 Tk. Total keseluruhan jika digabung dengan mesin konvensional menghasilkan 1.000 Tk. Akselerasi 0-200 km/jam diklaim membutuhkan waktu kurang dari 6 detik.

Mercedes-AMG mengklaim, dengan pengaturan seperti ini, sanggup menghilangkan turbo lag sekaligus meningkatkan respon dibanding mesin V8 naturally aspirated. Hal ini tercapai bukan saja karena torsi yang dihasilkan motor elektrik, namun berkat turbocharger yang didukung oleh motor elektrik.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Tag Terkait

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya