Liputan6.com, Jakarta Suzuki yang berminat terjun di segmen motor trail berkapasitas 150 cc mengingatkan pada motor trail 2-tak legendaris, yaitu Suzuki TS 125. Salah satu varian yang populer di kalangan pecinta motor trail adalah TS 125 ER.
Motor enduro ini mulai beredar di tanah air pada tahun 1993. Sayangnya, Suzuki TS 125 harus berstatus diskontinu. Penyebabnya ialah regulasi Indonesia yang saat itu melarang pabrikan untuk memproduksi motor 2-tak.
Advertisement
Advertisement
Baca Juga
Mulanya, TS model pertama diperkenalkan oleh Suzuki di Jepang pada tahun 1970. Secara fisik, motor ini masih menyerupai Honda CB. Mengusung nama Suzuki TS125R atau TS Duster, motor adventure ini hanya dipasarkan di Jepang dan Amerika.
Barulah pada tahun 1993, TS125ER diluncurkan untuk pasar Indonesia. Model ini diklaim lebih sempurna dibanding TS sebelumnya, karena memiliki suspensi depan lebih tinggi dan dipadukan dengan monoshock.
Untuk menunjang performanya dalam melibas medan offroad, motor ini memiliki jarak ke tanah mencapai 235 mm. Selain itu, bobotnya yang hanya 105 kg membuatnya lincah saat melalui medan yang berat.
Suzuki TS125ER mengusung mesin 123 cc 1 silinder 2-tak. Dapur pacu tersebut mampu menghasilkan daya sebesar 13 Tk dan torsi mencapai 13,2 Nm.
Sumber : Otosia.com
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
Laris Manis, Suzuki Ignis Tak Kunjung Dilokalkan, Kenapa?
Model citycar andalan Suzuki, Ignis, menjelma menjadi salah satu jagoan PT Suzuki Indomobil Sales (SIS) di Tanah Air. Bahkan, penjualan Suzuki Ignis tahun lalu mencapai 14 ribuan unit, dan tertinggi di kelasnya.
Dengan raihan penjualan tersebut, sudah saatnya Suzuki Ignis diproduksi lokal. Pasalnya, hingga saat ini model yang dibanderol mulai Rp 141,5 juta ini masih didatangkan secara completely built-up (CBU) dari India.
Â
BACA JUGA
Â
Dijelaskan Donny Saputra, 4W Direktur Marketing PT SIS, jika berbicara produksi lokal, dibutuhkan investasi yang sangat besar.
"Kalau kita bicara angka itu bisa mencapai Rp 3 triliunan lebih. Nah, ada beberapa hal yang harus dipelajari, dan yang pertama bagaimana kita bisa maintenance market di Indonesia," jelas Donny kepada wartawan di Jakarta, beberapa waktu.
Ia menambahkan, jika Suzuki Indonesia bisa menjual Ignis dengan angka yang stabil, atau bahkan lebih tinggi bakal menjadi nilai lebih untuk bernegosiasi dengan prinsipal.
"Kedua, bagaimana kita bisa membentuk pasar yang ada. Dan ketiga, arah perkembangan regulasi. Jadi, masih ada beberapa hal yang masih digodok," tambahnya.
Advertisement