Strategi agar Harga Bus Listrik Lebih Terjangkau

Sebagian besar komponen bus listrik buatan PT MAB masih menggunakan suku cadang dari luar.

oleh Yurike Budiman diperbarui 26 Mar 2018, 15:09 WIB
Diterbitkan 26 Mar 2018, 15:09 WIB
Bus listrik MAB
Bus listrik MAB di JIEXPO Kemayoran (Yurike/Liputan6.com)

Liputan6.com, Jakarta - PT Mobil Anak Bangsa (MAB) telah memperkenalkan bus listriknya yaitu Maxvel, di beberapa ajang otomotif, salah satunya yang baru saja diselenggarakan yakni pameran Bus & Truk Indonesia (IIBT) 2018.

Seperti diketahui, bus listrik MAB ini merupakan buah gagasan dari Kepala Staf Kepresidenan Jenderal (Purn.) Moeldoko, yang juga berencana untuk memproduksi baterai bus listrik di Indonesia.

Terkait itu, Technical Director PT MAB, Bambang Tri Soepandji, mengatakan jika hal tersebut bisa terwujud, harga bus listrik bisa lebih murah.

"Bus listrik ini sekitar Rp 3 - Rp 4 miliar. Mau lebih murah? Minta pemerintah agar membuat baterai dalam negeri," kata pria yang akrab disapa Ongky saat ditemui Liputan6.com, di Kemayoran, beberapa waktu lalu.

Menurut Ongky, prototipe bus listrik yang diboyongnya di pameran otomotif memang dirakit di Indonesia. Namun bagian kaki-kaki dan baterainya masih impor.

"Kerja samanya banyak, kita dengan Jepang ada kerja sama, dengan Jerman juga. Kan produk mobil itu enggak satu negara kan, kaki-kakinya sama dengan yang dipakai Mercedes, MAB itu pakai ZF, sistem pengereman udara pakai Wabco, air suspension-nya juga Wabco, itu semua Jerman," katanya.

Untuk sasis bus listrik itu, menurutnya memang dibuat di Indonesia.

 

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

Selanjutnya

"Bodi kita kembangkan di dalam negeri sama sasisnya semua dibuat di sini (Indonesia), karena kita sudah punya kemampuan untuk design & development, tapi motor dan baterai kita masih impor, belum dibuat di sini. Saya penginnya bisa dibuat di dalam negeri," ujar dia.

Di samping itu, Ongky optimis, ke depannya, perkembangan infrastruktur untuk bus listrik dapat dengan mudah dibangun.

"Tidak akan sulit ke depannya, ini hanya masalah waktu saja, karena tuntutan dunia kalau Indonesia tidak mengikuti itu ya akan ketinggalan dan akan sulit, nanti mau ekspor mobil dibatasi kan," ujar Ongky.

Sebelumnya, di kesempatan lain, Moeldoko mengatakan akan merealisasikan segera pembuatan baterai di Indonesia.

"Target saya berikutnya adalah membangun baterai di Indonesia. Enggak lama lagi mudah-mudahan segera terealisasikan," ujarnya kepada wartawan, di JCC Senayan, Kamis (1/3/2018).

Untuk memproduksi baterai sendiri, MAB akan menggandeng pihak luar negeri.

"Ada dari Korea menawarkan, Cina, Shanghai menawarkan. Nanti bisa kita kolaborasi sama luar, terjadi TOT yah, Transfer of Technology," kata Moeldoko.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya