Peningkatan Ekspor Toyota Bisa Menguatkan Nilai Tukar Rupiah Terhadap Dolar

Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (USD) nyaris menyentuh angka Rp 15 ribu. Hal tersebut, tentu saja memengaruhi kondisi ekonomi di Tanah Air, dan tentunya berimbas ke industri otomotif.

oleh Arief Aszhari diperbarui 05 Sep 2018, 15:06 WIB
Diterbitkan 05 Sep 2018, 15:06 WIB
(Foto:Merdeka.com/Dwi Aditya Putra)
Peluncuran ekspor 1 juta CBU Toyota (Foto:Merdeka.com/Dwi Aditya Putra)

Liputan6.com, Jakarta - Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (USD) nyaris menyentuh angka Rp 15 ribu. Hal tersebut, tentu saja memengaruhi kondisi ekonomi di Tanah Air, dan tentunya berimbas ke industri otomotif.

Namun, seperti dijelaskan Presiden Republik Indonesia (RI) Joko Widodo, ada dua hal penting yang bisa dilakukan untuk memperbaiki kondisi ekonomi saat ini, yaitu ekspor dan investasi.

"Tanpa itu (ekspor dan investasi), jangan harap kita bisa menyelesaikan masalah fundamental ekonomi yang kuat seperti yang kita inginkan. Kalau itu sudah bisa kita lakukan, ekspor meningkat sehingga defisit neraca perdagangan bisa kita selesaikan, dan transaksi berjalan juga bisa kita selesaikan," jelas Jokowi saat menghadiri seremoni pencapaian ekspor 1 juta unit Toyota di Indonesia Kendaraan Terminal, Tanjung Priok, Jakarta, Rabu (5/9/2018).

Lanjut mantan walikota Solo ini, ia sudah memberikan instruksi ke menteri, jika bisa menyelesaikan masalah ini dalam setahun. Jika sudah selesai, tidak perlu setiap hari dan setiap jam memerhatikan pergerakan kurs yang naik dan turun. "Dengan ekspor, devisa meningkat, dan neraca perdagangan semakin membaik, dan berpengaruh terhadap penguatan rupiah terhadap dolar," tegasnya.

Sementara itu, pemerintah juga menghargai dan mengapresiasi ekspor kendaraan bermerek Toyota yang juga diproduksi di Indonesia, yang dikirim ke pasar Asia, Afrika, Amerika Latin, Timur Tengah, dan beberapa pasar Eropa dan Australia.

"Targetnya yang sudah saya sampaikan tadi, sebanyak 217 ribu unit, dan untuk produk completely built-up (CBU) tingkat lokal kontennya sampai 75 sampai 94 persen, dan itu sangat tinggi dan diharapkan industri lokal juga bergerak naik," lanjutnya.

 

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

Jokowi: Pelemahan Rupiah Karena Faktor Eksternal Bertubi-tubi

Masih di tempat yang sama, Jokowi juga mengatakan pelemahan rupiah terhadap dolar merupakan imbas dari berbagai faktor eksternal.

"Pelemahan kurs tidak hanya di Indonesia. Ini adalah faktor eksternal yang bertubi-tubi, baik yang berkaitan dengan kenaikan suku bunga di AS, baik yang berkaitan dengan perang dagang AS dan China, baik berkaitan krisis yang ada di Turki dan di Argentina," ungkapnya.

Meskipun begitu, pria yang memiliki banyak koleksi motor kustom ini tetap mewaspadai dampak dari gejolak perekonomian dunia tersebut. Terlebih dalam hal ini, pemerintah akan terus melakukan koordinasi di berbagai sektor.

"Saya selalu melakukan koordinasi berkaitan sektor moneter, sektor industri, pelaku usaha. Koordinasi yang kuat ini menjadi kunci sehingga jalannya itu dari semuanya," imbuh Jokowi.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Tag Terkait

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya