Liputan6.com, Bandung- Menjelang akhir tahun 2018, Daihatsu Indonesia memastikan kenaikan harga mobilnya akan terjadi paling cepat Desember 2018 atau paling telat Januari 2019. Pelemahan nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat menjadi penyebabnya. Namun penguatan kurs rupiah belakangan ini menjadi perhitungan kembali besaran kenaikan.
"Tetap naik dan akan diputuskan segera. Tapi kalau November ini sudah tidak mungkin (kenaikannya)," ujar Amelia Tjandra, Marketing Director PT Astra Daihatsu Motor (ADM), menjawab Merdeka.com di sela acara Bandung Lautan Daihatsu, akhir pekan lalu.
Advertisement
Baca Juga
Di Indonesia, Daihatsu memiliki beberapa model mobil penumpang, yakni Astra Daihatsu Ayla, Astra Daihatsu Sigra, Daihatsu Xenia, All New Terios, Luxio, Gran Max, dan Sirion. Per Oktober tahun ini, penjualan ritel mobil Daihatsu mencapai sekitar 160 ribu unit, dengan pangsa pasar sekitar 17 persen di pasar otomotif nasional.
Menurut Amelia, pihaknya tidak bisa menyebutkan patokan kurs rupiah yang menjadi rujukan harga jualnya nanti. Apalagi sekarang rupiah menguat terhadap dolar Amerika Serikat. Namun, menurut catatan pabrikan otomotif terbesar kedua di Indonesia ini, di periode Januari-Oktober tahun ini, kurs rupiah terus melemah menjadi Rp 15.200 dari level Rp 13.500.
Secara umum, kondisi pelemahan rupiah tentu berdampak baik secara langsung maupun tidak langsung, seperti pada biaya produksi. Karena sebagian material produksi masih menggunakan kurs dolar Amerika, sebagai acuan di berbagai lini industri, termasuk di sektor otomotif.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
Selanjutnya
Meski rupiah terus melemah, Daihatsu tidak serta merta menaikkan harga jualnya, karena tidak ingin membuat permintaan turun secara drastis. Namun, melihat kondisi rupiah yang sulit kembali ke posisi awal di level Rp 13 ribuan, Daihatsu akan menaikkan harga jual kendaraannya, sehingga kenaikan harga mobil Daihatsu segera dilakukan dalam waktu dekat.
Pada Oktober lalu, Daihatsu menaikkan harga jual mobinya Rp 1-2 juta. Kenaikan ini didorong realisasi standar emisi Euro-4 untuk mobil bermesin bensin produksi Oktober tahun ini. Karena ada penambahan komponen mesin untuk memenuhi standar Euro-4.
Sumber: Merdeka.com
Advertisement