Liputan6.com, Jakarta - Motor gede (moge) bermerek Harley-Davidsonmerupakan salah satu tunggangan dengan banderol yang tinggi. Terlebih, jika sudah masuk ke pasar Indonesia, harga moge legendaris ini bakal lebih tinggi dibandingkan dengan harga asli di negara asalnya, Amerika Serikat.
Namun, melihat kondisi tersebut, bisnis moge di Tanah Air ternyata masih sangat menjanjikan. Setidaknya, hal tersebut diungkapkan oleh salah satu pemilik dealer HD, yaitu Andre Prijatna, dari Fatz Moge.
"Jika dilihat moge motor mewah dan eksklusif iya, tapi peminatnya banyak. Sampai akhirnya kita kekurangan buat jual beli, dan pasarnya bagus buat ke depan," jelas Andre saat ditemui di Tangerang, Minggu (4/2/2019).
Advertisement
Baca Juga
Sementara itu, soal harga jual yang tinggi karena pajak barang mewah dan import duty yang sangat tinggi. Bahkan, harganya bisa naik 3,5 kali lipat dari harga aslinya.
"Kalau berbicara hobi, dan senang sesuatu pajak nomor kedua. Jadi, konsumen sudah tidak peduli dengan pajak," tegasnya.
Untuk penjualannya, dalam sebulan, Fatz Moge rata-rata mampu menjual sebanyak 15 sampai 20 unit. Untuk tipe yang paling laris, juga bisa dilihat dari kondisi waktu konsumen ketika memutuskan untuk membeli moge dengan harga yang tidak murah ini.
"Paling laris seri touring. Tapi, dilihat juga eventnya, jika awal tahun seri non-touring, dan November sampai Desember, paling laris touring," pungkasnya.
Saksikan Juga Video Pilihan di Bawah Ini:
Selanjutnya
Tidak hanya berjualan unit, Fatz moge juga menjual berbagai aksesori, menawarkan perawatan berkala, dan menciptakan berbagai inovasi. Salah satu langkah strategisnya, dengan produsen gawai asli Indonesia, Advan G3, dengan sebuah handphone yang 'diklaim' sebagai hapenya anak moge.
"Bikers itu gila selfie, jadi kameranya harus bagus. Masukan saja, kamera harus canggih dan memory harus besar, karena sayang kalau foto di spot bagus saat touring harus ada yang dihapus," pungkasnya.
Advertisement