Liputan6.com, Jakarta - Ada satu komponen elektronik yang sangat penting pada sepeda motor, yakni ECU (Engine Control Unit). Tak hanya mengatur injektor, bahkan sektor pengereman dan banyak hal lain, biasanya terhubung dengan perangkat satu ini.
Konsepnya sama saja dengan mobil. Begini penjelasan mudahnya, ECU adalah otak dari kendaraan. Benda ini menginput data dari berbagai sensor, memrosesnya, lantas dikirimkan kembali ke komponen terkait supaya direspons. Mirip otak manusia, yang mendeteksi segala hal, lalu mengirimkan sinyal ke bagian tubuh untuk bereaksi sesuai yang diinginkan. Sementara mesin, bisa dianalogikan sebagai jantung dari sebuah kendaraan.
Advertisement
Baca Juga
Perangkat ini menggunakan banyak kabel yang terhubung satu sama lain. Tak begitu besar dimensinya, mirip hard disk komputer. Nah, cara kerjanya, dengan mengandalkan berbagai sensor untuk menghitung sejumlah variabel. Misalnya tekanan udara, suhu, posisi putaran gas, serta kecepatan mesin. Setelah semua itu dikalkulasi, terciptalah takaran yang tepat untuk pembakaran di dalam silinder.
Dalam artian, mengusahakan semuanya optimal. Baik saat dibutuhkan tenaga maupun sedang mengejar efisiensi. Pada motor berteknologi Variable Valve Timing, atau sistem buka tutup katup, ECU jugalah yang berperan guna menentukan momentumnya. Jadi jantung pacu pun dikendalikan oleh “pola pikir” ECU yang sudah diseting sedemikian rupa.
Contoh lain lagi, pada kontrol traksi dan mode berkendara. Biasanya alat itu membaca karakter yang dipilih, lalu mengatur besaran bahan bakar yang ditumpahkan ke silinder. Alhasil, seberapa besarpun Anda menarik gas, tak bakal terjadi spinning ataupun tenaga yang berlebihan. Karena telah disetel menyesuaikan karakter. Pun sebaliknya, jika menginginkan motor melaju tajam.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
Sistem Pengereman
Jangan kira sektor penahan laju tak ada hubungannya. Sensor ABS (Anti-Lock Braking System) turut memiliki koneksi khusus. Begini, ABS terdiri dari empat komponen utama. Sensor, katup, ECU dan akuator. Saat terjadi pengereman keras, sensor di roda mengirimkan sinyal bahaya ke ECU. Dalam sekian milidetik langsung menghitung kecepatan pada putaran roda. Kemudian perintah diutarakan pada kaliper rem untuk melepas dan mengapit roda bergantian dalam interval yang sangat cepat, sehingga roda tidak terkunci. Di beberapa motor bahkan suspensinya juga terhubung. Tapi tak banyak yang seperti itu, biasanya ada di roda dua kelas atas.
Karena ECU sangat penting, mulai sekarang jangan sembarangan memperlakukannya. Diperlukan ruang yang paten, memastikan perangkat ini terkunci dan tidak bergerak sama sekali saat terkena guncangan. Takutnya banyak kabel yang berubah posisi hingga mengganggu salah satu sistem. Lalu jika terendam air, walaupun mungkin sudah didesain untuk bisa bertahan, yang namanya elektronik tetap saja bermusuhan dengan air. Sebaiknya hindari hal ini terjadi. Lalu untuk mensetingnya, serahkan pada yang ahli. Sepengalaman kami, lebih mudah mencari mekanik mesin di jalanan ketimbang yang jago mengulik ECU.
Sumber: Oto.com
Advertisement