Ini Alasan Bluebird Ogah Pakai Mobil Cina

Turut memeriahkan pasar otomotif, Saat ini terdapat dua pabrikan mobil asal Cina di Indonesia. Bermain di kelas MPV dan SUV kedua perusahaan menawarkan produk dengan banderol lebih terjangkau.

oleh Dian Tami Kosasih diperbarui 04 Jul 2019, 17:04 WIB
Diterbitkan 04 Jul 2019, 17:04 WIB
Hari Kartini
Menyambut Hari Kartini 2018, para bos taksi perempuan turun gunung menjadi pengemudi taksi untuk penumpang. (Liputan6.com/pool/Blue Bird)

Liputan6.com, Jakarta - Turut memeriahkan pasar otomotif, Saat ini terdapat dua pabrikan mobil asal Cina di Indonesia. Bermain di kelas MPV dan SUV kedua perusahaan menawarkan produk dengan banderol lebih terjangkau.

Khusus Wuling Confero S, harga yang ditawarkan mulai dari Rp130 jutaan dan Cortez di angka Rp197 jutaan. Sedangkan harga untuk DFSK Glory 580 yakni Rp245 jutaan.

Meski harganya sangat terjangkau, salah satu perusahaan taksi di Tanah Air, Blue Bird Group masih enggan menggunakannya. Hal itu disampaikan Chief Financial Officer PT Blue Bird Tbk, Sandy Permadi.

"Saat ini kita belum ada rencana serius ke arah sana walaupun kita juga studi melihat dan memantau memonitor kita sudah lakukan tapi dalam jangka pendek kita belum akan lakukan," ujarnya di kawasan Dukuh Atas, Jakarta.

Sandy mengaku memiliki beberapa pertimbangan penting terkait hal ini, salah satunya datang dari sisi after sales yang ditawarkan pabrikan otomotif Cina.

Mobil Bekas Pabrikan Cina

"Ada beberapa hal yang kami pertimbangkan secara operasional. Secara after sales sudah pasti," ujarnya.

Sebagai kendaraan yang akan dijual kembali setelah digunakan sebagai armada taksi, fokus besar Sandy ialah harga mobil bekas pabrikan Cina saat ini.

"Setelah kendaraan tersebut berhenti jadi taksi seperti apa, jadi kita pasti melihat investasi dari mulai saya beli sampai nanti selesai bagaimana," tuturnya.

 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya