Hai Bikers, Ini Alasan Scuba dan Buff Tidak Disarankan untuk Berkendara di Masa Pandemi Covid-19

Selama pandemi Covid-19, penggunaan masker menjadi hal wajib untuk mencegah penularan virus Corona. Di antara banyak jenis masker ternyata scuba dan buff tidak direkomendasikan.

oleh Liputan6.com diperbarui 04 Okt 2020, 17:10 WIB
Diterbitkan 04 Okt 2020, 17:10 WIB
FOTO: Satpol PP dan Dishub Gelar Operasi Disiplin Masker di Waduk Sunter
Petugas Satpol PP memeriksa pengendara motor saat operasi kepatuhan disiplin masker di kawasan Waduk Sunter, Jakarta, Selasa (8/9/2020). Operasi yang rutin diadakan setiap hari tersebut dilakukan guna menekan penyebaran COVID-19. (Liputan6.com/Immanuel Antonius)

Liputan6.com, Jakarta Selama pandemi Covid-19, penggunaan masker menjadi hal wajib untuk mencegah penularan virus Corona. Di antara banyak jenis masker ternyata scuba dan buff tidak direkomendasikan.

Direktur Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (Dirjen P2P) Kementerian Kesehatan Achmad Yurianto menjelaskan bahwa terdapat 3 jenis masker yang dianjurkan selama pandemi, yakni masker N95, masker bedah, dan masker kain.

"Masyarakat tidak boleh sembarangan menggunakan masker kain, terutama kain tipis seperti masker scuba dan buff. Penggunaan masker kain setidaknya dua lapis," katanya, melalui keterangan pers, ditulis Rabu (23/9/2020).

Masker kain maksimal hanya dapat dipakai selama 3 jam, setelah itu harus diganti dengan masker bersih, karena lapisan kain bagian dalam masker dapat menyerap cairan dari mulut kita.

 

** #IngatPesanIbu

Pakai Masker, Cuci Tangan Pakai Sabun, Jaga Jarak dan Hindari Kerumunan.

Selalu Jaga Kesehatan, Jangan Sampai Tertular dan Jaga Keluarga Kita.

Simak Video Pilihan Berikut Ini:

Penggunaan Berlapis

Namun, bagaimana pun masker scuba atau buff sampai saat ini tidak dilarang untuk digunakanan walau tidak efektif mencegah penularan. 

Ada cara untuk tetap menggunakan scuba atau buff

Menurut Pratiwi Pujilestari Sudarmono, ahli mikrobiologi dari Universitas Indonesia, masker scuba umumnya memiliki kerapatan yang kurang sehingga tidak efektif digunakan mencegah penularan. Lantas bagaimana kalau penggunaannya berlapis?

"Kalau mau (bisa) rangkap tiga, empat, atau lima, beberapa (lapis). Kalau masker medis waktu kita lihat cara mereka membuat itu kan lapisannya dilapis, dilapis, dilapis sampai berkali-kali," kata Pratiwi saat dihubungi oleh Health Liputan6.com pada Kamis (24/9/2020).

Namun, penggunaan masker scuba yang berlapis-lapis semacam ini malah akan menambah rasa tidak nyaman saat memakainya.   

 

Sarankan Pakai Masker Kain 3 Lapis

Pratiwi menjelaskan, untuk mencoba apakah sebuah masker efektif atau tidak, bisa menggunakan cara sederhana yaitu meniup lilin atau korek api sambil menggunakan masker.

"Selama meniup dan lilinnya masih bisa mati berarti dia masih bolong udaranya. Padahal kerapatannya harus kurang dari 0,1 mikron kalau mau menahan virus atau kalau masker kain paling-paling 0,3 mikron."

"Kalau masker yang N95 misalnya itu sampai 0,1 mikron," Pratiwi menambahkan.

N95

Namun, Pratiwi menegaskan bahwa masker N95 hanya diperuntukkan tenaga medis karena pembuatannya yang khusus.

Terkait hal tersebut Pratiwi pun mengatakan bahwa masker kain tiga lapis pun lebih disarankan untuk digunakan oleh masyarakat.

"Daripada merangkap itu (masker scuba atau buff) mendingan pakai masker kain tiga lapis," katanya.

Ia menambahkan, saat ini sudah banyak masker kain yang harganya lebih murah ketimbang masker berjenis scuba. "Jadi pakai kain saja tiga lapis, itu sudah cukup." 

Infografis Pilihan:

Infografis Pakai Masker Kain SNI, Jangan Scuba dan Buff. (Liputan6.com/Trieyasni)
Infografis Pakai Masker Kain SNI, Jangan Scuba dan Buff. (Liputan6.com/Trieyasni)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya