Bukan Pandemi, COVID-19 Sudah Dianggap Sebagai Sindemi

COVID-19 pertama kali diketahui pada akhir 2019 lalu di Wuhan, Cina. Virus tersebut kini sudah menyebar di berbagai belahan dunia, termasuk Indonesia.

oleh Novita Ayuningtyas diperbarui 19 Nov 2020, 12:03 WIB
Diterbitkan 19 Nov 2020, 12:03 WIB
Gambar ilustrasi Virus Corona COVID-19 ini diperoleh pada 27 Februari 2020 dengan izin dari Centers For Desease Control And Prevention (CDC). (AFP)
Gambar ilustrasi Virus Corona COVID-19 ini diperoleh pada 27 Februari 2020 dengan izin dari Centers For Desease Control And Prevention (CDC). (AFP)

Liputan6.com, Jakarta - COVID-19 pertama kali diketahui pada akhir 2019 lalu di Wuhan, Cina. Virus tersebut kini sudah menyebar di berbagai belahan dunia, termasuk Indonesia.

COVID-19 disebut sebagai pandemi karena korban terus bertambah dan penyebarannya yang cepat dan luas. Kini COVID-19 sudah dianggap sebagai sindemi, karena dampak yang ditimbulkan semakin besar dan luas.

Lantas apa perbedaan istilah pandemi dan sindemi? Pandemi sendiri ialah wabah penyakit yang terjadi secara luas di berbagai belahan dunia.

Dimana penyakit ini sudah menjadi sebuah masalah bersama bagi seluruh warga. Contoh dari wabah atau penyakit tersebut ialah HIV/AIDS, serta COVID-19. Bahkan, influenza yang terlihat cukup ringan juga dikategorikan sebagai pandemi.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

Ketimpangan Sosial

Sedangkan untuk sindemi sendiri adalah gabungan antara sinergi dan pandemi, dimana wabah yang ditimbulkan menimbulkan kerugian yang cukup banyak. Horton juga menyebutkan jika virus corona tau SARS-CoV-2 ini mampu bersinergi dengan penyakit tidak menular lainnya bahkan dalam sosial dan lingkungan.

Dengan kata lain, COVID-19 mampu berkembang dengan cukup cepat di tempat dengan populasi padat serta adanya ketimpangan sosial.

Ketimpangan sosial yang dimaksud ialah adanya perbedaan sosial menyerupai imunisasi yang minim, sanitasi yang tak baik hingga kekurangan gizi. Pasalnya, dari hal-hal tersebut penularan COVID-19 terjadi cukup cepat bahkan bisa meningkatkan angka kematian.

"Sindemi memiliki ciri yaitu dengan interaksi biologis dan sosial antara kondisi dan keadaan yang ada, interaksi tersebut bisa meningkatkan kerentanan seseorang terhadap bahaya atau memperburuk kesehatannya," ujar Horton.

Infografis Jangan Lengah Protokol Kesehatan Covid-19

Infografis Jangan Lengah Protokol Kesehatan Covid-19
Infografis Jangan Lengah Protokol Kesehatan Covid-19 (Liputan6.com/Triyasni)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya