Liputan6.com, Jakarta - Penggunaan ban di kendaraan menjadi salah satu hal yang cukup penting. Pasalnya, ban menjadi satu-satunya komponen yang bersentuhan langsung dengan aspal jalanan, sehingga pastinya mempengaruhi keselamatan dan kenyamanan saat berkendara.
Ban sendiri, seiring dengan pemakaian pastinya mengalami keausan. Hal ini, disebabkan oleh berkurangnya grip karena partikel ban yang berkurang karena bergesekan dengan jalan. Tapi tidak hanya sekedar itu, ada juga partikel halus yang terlempar ke udara.
Advertisement
Baca Juga
Melansir Motor1, sejumlah mahasiswa yang dikenal sebagai The Tire Collective telah mengembangkan perangkat untuk menangkap partikel-partikel halus tersebut, dan meminimalkan dampaknya untuk ban.
Dikenal sebagai mikroplastik ban, ini sejatinya juga masalah lingkungan. Selain terbang di udara, debu ban ini juga sebuah polutan mikroplastik terbesar kedua.
Partikel ini, ternyata lepas dari ban ketika pengemudi mengerem, berakselarasi, dan berbelok hingga terbawa udara.
TTC mengatakan bahwa masalah besar polusi kendaraan di masa depan tidak akan datang dari emisi gas, tetapi dari ban.
Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:
Proses pengembangan
Dalam menghentikan penyebarannya, para siswa telah mengembangkan alat penangkap partikel ban.
Setelah menemukan bahwa karet yang terlepas dari ban bermuatan positif, kemudian teknologi ini menggunakan diffuser yang penuh dengan pelat elektrostatis untuk menarik partikel.
Selain itu, karena perangkat ini pas dengan roda depan dan belakang, maka pemasangannya tidak menyebabkan mobil bermasalah saat bergerak atau berbelok.
Partikel yang ditangkap kemudian disimpan dalam kartrid yang dapat dikosongkan saat pemilik melakukan servis atau perawatan berkala.
Advertisement