Liputan6.com, Jakarta - Pemerintahan Presiden Amerika Serikat, Joe Biden telah mengumumkan pada Mei 2024, akan menaikan tarif impor untuk mobil listrik dari China. Aturan tarif baru tersebut, bakal diberlakukan mulai 27 September 2024.
Disitat dari Arena EV, dengan kenaikan tarif untuk mobil listrik dari Tiongkok, yang empat kali lipat dibanding tarif sebelumnya, akan membuat harganya melonjak drastis di Negeri Paman Sam, dan diyakini penjualannya akan menjadi sangat sulit.
Baca Juga
Tidak hanya mobil listrik yang terdampak, tapi juga tarif untuk sel surya China juga akan meningkat menjadi 50 persen, sementara untuk baja, aluminium, baterai kendaraan listrik, dan mineral utama, tarif akan dinaikkan menjadi 25 persen.
Advertisement
Sementara itu, mulai tahun depan, tarif sebesar 50 persen akan dikenakan untuk semikonduktor asal China, dan mulai 1 Januari 2026, baterai lithium-ion, mineral, serta komponen untuk laptop dan ponsel juga akan dikenakan tarif 25 persen.
Penasihat ekonomi utama Gedung Putih, Lael Brainard mengatakan kepada Reuters, keputusan kenaikan tarif ini dibuat untuk memastikan industri kendaraan listrik di Amerika Serikat dapat terdiversifikasi dari ketergantungan kepada China, dan rantai pasoknya.
Selain itu, tarif baru ini juga dianggap perlu untuk diberlakukan sebagai upaya menghadapi subsidi yang didorong oleh China, dan kebijakan transfer teknologi yang menyebabkan investasi berlebihan dan kelebihan kapasitas produksi.
Makin Moncer, Penjualan dan Produksi Kendaraan Listrik di China Terus Melonjak
Pasar kendaraan listrik di China terus tumbuh, baik untuk produksi maupun penjualan. Bahkan, pada periode Januari hingga Agustus 2024, produksi mobil yang disebut new energy vehicle (NEV) ini meningkat hingga 29 persen dibanding periode yang sama tahun lalu.
Berdasarkan data Asosiasi Manufaktur Mobil China (CAAM), produksi NEV di Tiongkok tembus hingga 7,01 juta unit.
Sedangkan untuk penjualan NEV, masih berdasarkan data yang sama, telah mencapai 7,04 juta unit, naik 30,9 persen dibanding periode yang sama tahun lalu.
Sementara itu, pangsa pasar NEV di Negeri Tirai Bambu, selama delapan bulan pertama mencapai 37,5 persen.
Pada Agustus saja, produksi NEV di China mencapai 1,09 juta unit dan penjualannya tembus 1,1 juta unit, atau naik masing-masing 29,6 persen dan 30 persen secara tahunan.
Penjualan NEV pada Agustus menyumbang 44,8 persen dari total penjualan kendaraan baru di China.
Dari segi ekspor, para periode Januari hingga Agustus mampu mengirim sebanyak 818 ribu unit, atau mengalami peningaktan sebesar 12,6 persen dibanding periode yang sama tahun lalu.
Advertisement