Liputan6.com, Jakarta - Kabar mengejutkan datang dari BYD baru-baru ini. Alasannya, perusahaan asal China itu terungkap pernah berkolaborasi dengan Apple untuk mengembangkan sistem baterai yang revolusioner.
Kabar ini pun kian menarik perhatian, karena BYD dan Apple merupakan perusahaan yang berbeda industri. Berdasarkan laporan, proyek kerja sama ini sudah berlangsung sekitar 2017,
Baca Juga
Dikabarkan, dua perusahaan berencana mengembangkan baterai baru berbasis litium besi fosfat (LFP), yang dikenal karena daya tahan dan keamanannya lebih baik dibandingkan baterai kendaraan listrik lainnya.
Advertisement
Meski masing-masing perusahaan tidak mengonfirmasi soal kerja sama ini, Apple dikabarkan telah membatalkan kerja sama tersebut.
Kendati belum diketahui alasan berakhirnya kerja sama tersebut, kolaborasi ini disebut bertujuan menciptakan sistem baterai yang dirancang khusus untuk kendaraan listrik Apple.
Selama berjalannya proyek ini, masing-masing perusahaan membagi tugasnya. Apple menyediakan tenaga ahli baterai, sedangkan BYD menyediakan teknologi baterainya.
Di sisi lain, BYD sendiri mengklaim kalau bahwa baterai Blade yang digunakan di semua kendaraan listrik besutannya, merupakan hasil dari inovasi internal miliknya.
Walau demikian, ada informasi yang menyebutkan kalau desain baterai Blade adalah hasil dari kolaborasi BYD dengan Apple.
Untuk diketahui, kerja sama dua perusahaan ini dilaporkan terjadi karena Apple ingin menciptakan baterai yang mampu meningkatkan jarak tempuh kendaraan listrik miliknya.
Perusahaan asal Amerika Serikat itu dilaporkan memang sudah mengeksplorasi berbagai sumber bahan baterai, termasuk nikel dan alkali, untuk meningkatkan kinerja.
Baterai
Perlu diketahui, anak perusahaan baterai BYD, yakni FinDreams telah meluncurkan baterai Blade generasi kedua miliknya pada Agustus lalu.
Sementara baterai Blade pertama telah diperkenalkan pada 2020 lalu, dengan bahan lithium iron phosphate (LFP) yang lebih murah tetapi memiliki tenaga yang padat, yang mirip dengan baterai NCM (nickel cobalt manganese).
Saat dirilis, Blade generasi pertama memiliki kepadatan energi 140 Wh/kg, kemudian ditingkatkan menjadi 150 Wh/kg.
Namun Blade generasi kedua memiliki peningkatan dengan kepadatan yang diprediksi mencapai 190 Wh/kg.
Jika memang baterai Blade generasi kedua dapat mencapai kepadatan energi lebih dari 190 Wh/kg, maka ini akan menjadikannya baterai LFP dengan performa tertinggi hingga saat ini.
BYD mengklaim salah satu keunggulan utama baterai Blade adalah pemakaiannya jauh lebih aman.
Baterai Blade generasi kedua diyakini tidak hanya akan meningkatkan kepadatan energi, namun juga mengoptimalkan ukuran, berat, dan konsumsi daya paket baterai, sehingga semakin meningkatkan jangkauan dan kinerja kendaraan listrik.
Advertisement