Liputan6.com, Semarang Awal Maret 2018, tingkat keterpilihan Sudirman Said masih di bawah calon petahana Ganjar Pranowo. Anehnya Sudirman Said justru semakin percaya diri.
Diawali dari jalan-jalan ke Pasar Jati Banyumanik, Rabu, 7 Maret 2018 pagi, tiba-tiba Sudirman Said mencari Krismiati, seorang penjual jamu. Jualannya sangat tradisional. Ia sudah mendengar dari banyak orang tentang kelihaian sang pendekar jamu meracik bahan.
"Jamu, Bu, satu. Jamu tolak korupsi ada enggak, Bu? Beras kencur mawon setunggal (beras kencur saja satu)," Sudirman mencoba bercanda.
Advertisement
"Pak Dirman nggih? Yang dulu membongkar rekaman 'Papa Minta Saham' ?" kata si penjual.
Baca Juga
Sudirman Said merasa kaget. Ia merasa tidak populer, tetapi ternyata ada seorang penjual jamu yang mengenalnya. Sudirman kemudian bercerita bahwa agar stamina terjaga, dirinya selalu minum jamu secara rutin.
"Saged dados langganan mangkih bu. (Bisa jadi langganan nih nanti bu)," kata Sudirman.
Penjual jamu di pasar tersebut tersebut memang jago meracik jamu secara manual. Jamu-jamu ringan penjaga stamina dan kebugaran semacam kunyit asem, beras kencur yang manis asam, hingga Brotowali, Cabe Puyang, dan lain-lain yang pahit.
Sudirman Said menjadi pelanggan pertama di Pasar Jati Banyumanik, Rabu pagi itu.
Perlakuan Terhadap Perempuan
Dari situ, Sudirman Said merasa bahwa namanya mulai dikenal. Bahkan dalam beberapa lembaga survei, ada tren bahwa tingkat keterpilihannya terus naik.
"Saya dan mbak Ida memang masih di bawah petahana urusan elektabilitasnya. Tapi jangan lupa tren yang ada justru naik dan terus naik," kata Sudirman Said, saat jalan-jalan ke Pasar Jati, Banyumanik.
Ketika jalan-jalan itu secara kasat mata terlihat sambutan kepada Sudirman Said memang di luar ekspektasi. Ia disambut sangat akrab, terutama kaum perempuan, baik pedagang pasar maupun para perempuan yang sedang belanja.
Sudirman bercerita, ia menempatkan sosok perempuan sebagai sosok penting, yakni sebagai tulang punggung pembangunan. Para pedagang pasar mayoritas perempuan. Hal itu membuktikan perempuan sangat tangguh dan sangat kuat.
"Subuh sudah siap-siap, berdagang sampai siang. Pulang pasti langsung beres-beres rumah, masak, dan mengurus anak suami, juga mencuci. Malam hari masih harus meladeni suami," kata Sudirman.
Dengan menempatkan perempuan sebagai tulang punggung gerakan pembangunan di Jawa Tengah, Sudirman yakin ketangguhan, kekuatan, dan keuletan kaum perempuan akan menular.
Salah satu dukungan kepada kaum perempuan yaitu dengan membawa perempuan menjadi wirausaha. Pemerintah provinsi harus memfasilitasi dari hulu hingga hilir, dari modal hingga pelatihan manajemen keuangan. Serta, pemerintah bisa melahirkan regulasi proteksi.
"Yang kecil didorong agar jadi menengah. Yang menengah jadi besar," Sudirman menandaskan.
Simak video pilihan berikut ini:
Advertisement