Liputan6.com, Medan - Pemerintah diharapkan harus mampu membangun pendidikan rakyat yang kompeten. Dengan begitu, masyarakat di setiap daerah, Sumatera Utara khususnya, mampu berkembang dengan inovasi untuk mampu bersaing.
Menurut Calon Wakil Gubernur Sumut nomor urut dua, Sihar Sitorus, beragam inovasi kreatif harus terus dikembangkan untuk memperkuat daya saing daerah dalam menghadapi arus global. Masyarakat juga dituntut kreatif dan berinovasi.
“Di Humbahas sudah ada wine dengan bahan baku kopi. Ini salah satu daya saing usaha. Demikian juga dengan Masyarakat Pemerhati Kopi Sumatera Arabika Lintong yang sudah memiliki Indikasi Geografis (IG) serta membuat klasifikasi produk sesuai kualitasnya,” kata Sihar Sitorus saat mengunjungi sejumlah galeri produk lokal kopi di Humbang Hasundutan (Humbahas), Sabtu (24/3/2018).
Advertisement
Sihar yang maju mendampingi Djarot Saiful Hidayat juga mengatakan, pihaknya melihat peluang pengembangan sangat besar di Sumut, karena kaya beragam hasil bumi. Menurutnya, ke depan pemerintah harus menjadi media pengembangan kompetensi masyarakat.
“Misalnya kita bekali warga untuk mampu memenuhi standar produksi, baik secara nasional maupun internasional. Bukan hanya kuantitas, melainkan juga kualitas,” ujarnya.
Paslon nomor urut dua yang diusung PDI Perjuangan dan Partai Persatuan Pembangunan (PPP) itu menyatakan, pembenahan SDM program yang akan dilakukan Djarot -Sihar akan melalui berbagai kebijakan dan regulasi.
“Pengembangan SDM bukan hanya dalam ruang lingkup pendidikan, tetapi juga melalui pembenahan usaha. Baik modal, maupun kebijakan yang berpihak pada rakyat,” ungkap Sihar.
Seorang pengusaha lokal di Humbahas, Harapan Munthe, meyakini pasangan calon Gubernur/Wakil Gubernur Sumatera Utara Djarot Saiful Hidayat- Sihar Sitorus mampu memacu perkembangan Usaha Kecil Menengah (UMK).
“Beberapa waktu lalu kita sudah perkenalkan produk industri rumahan kita seperti kopi Arabika lingtong kepada Djarot-Sihar saat berkunjung ke Humbahas. Kita berharap itu didukung,” kata Harapan.
Sihar Diharap Benahi Pertanian di Simalungun
Saat berada di Simalungun, sejumlah petani mengharapkan Sihar membenahi sektor pertanian. Selama ini petani sangat minim pendampingan dalam pengelolaan lahan dan produksi.
Hal itu disampaikan kepada Calon Wakil Gubernur (Cawagub) Sumut nomor urut dua ini dalam pertemuan bersama warga Simalungun di dua kecamatan, Dolok Panribuan dan Tanah Jawa. Keluhan petani di kawasan Simalungun umumnya sama, terkendala dalam memperoleh pupuk dan anjloknya harga.
“Masalah irigasi yang sampai saat ini belum maksimal juga. Sihar yang maju mendampingi Djarot diharap memberikan perhatian serius untuk hal ini,” ujar seorang petani bernama Gibson Manurung.
Petani yang tinggal di Saribu Dolok Silima Kita tersebut mengatakan, dia datang dari desanya mengikuti pertemuan di Kecamatan Dolok Panribuan karena mengetahui Sihar Sitorus mengadakan pertemuan di tempat tersebut.
“Sihar harus serius membenahi pertanian secara menyeluruh, baik pertanian di dataran tinggi maupun pertanian di dataran rendah. Contohnya di kecamatan kami yang sudah mulai mengelola kebun jeruk. Namun ada kendala besar, yakni hama buah. Harus ada solusi. Dan itu harus dari pemerintah,” ungkapnya.
Senada dengannya, Bernad Sianturi juga mengeluhkan hal yang sama. Khususnya dalam pengelolaan tanaman ataupun perawatan yang kerap tidak dapat memberikan hasil yang maksimal. Pasalnya saat ini petani terkendala memperoleh pupuk bersubsidi. Selain itu, harga gabah juga relatif tidak stabil sehingga berdampak pada minimnya pendapatan warga.
“Kalau kami ditanya, lebih baik pupuk bersubsidi dihapuskan. Tetapi beras yang kami jual disubsidi. Sehingga harga jual kami stabil,” ujarnya.
Menanggapi hal tersebut, Sihar mengatakan nantinya akan didatangkan ahli yang mampu mengatasi berbagai persoalan pertanian. Apabila pasangan yang akrab disapa Djoss tersebut menang, maka akan dibuat sistem pengawasan pupuk bersubsidi dengan baik.
Sementara dalam pengembangan kawasan pertanian akan dibangun kerja sama dengan pihak pemerintah kabupaten. Contohnya untuk pembuatan irigasi di bawah seribu hektare harus ditangani kabupaten, termasuk pembuatan kelompok taninya. Sedangkan untuk pembuatan irigasi di atasnya harus dikerjakan provinsi.
“Semua kendala yang kita hadapi saat ini harus dapat kita atasi secara bersama-sama dan bertahap,” Sihar menandaskan.
Advertisement