Liputan6.com, Palembang - Mularis Djahri, Calon Wali Kota (Cawako) Palembang melirik peluang investasi padat karya, untuk meningkatkan kesejahteraan warga dan menekan tingginya angka pengangguran di Palembang.
Menurut Ketua DPD Partai Hati Nurani Rakyat (Hanura) kubu Daryatmo ini, lemahnya daya beli masyarakat menjadi tolak ukur tingkat perekonomian di Palembang yang memburuk.
Persoalan ini diperparah dengan banyaknya warga Palembang yang tidak mempunyai pekerjaan tetap, sehinggga berdampak pada tingginya angka kemiskinan di Palembang.
Advertisement
Baca Juga
"Perlu adanya terobosan investasi padat karya, harus banyak perusahaan-perusahaan yang menyediakan dan mampu menampung pekerja warga Palembang," ujar Mularis Djahri, kepada Liputan6.com, ditulis Senin (26/3/2018).
Sektor padat karya, lanjut Cawako nomor urut 4 ini, diyakini bisa mengurangi angka pengangguran dan kemiskinan di Palembang.
Bersama Calon Wakil Wali Kota (Cawawako) Palembang Saidina Ali, mereka juga akan menyediakan program 1 RT 4 Wirausaha Baru atau disebut 1RW4NA.
“Program 1RW4NA akan menciptakan wirausaha baru, karena kita akan membantu permodalan hingga Rp 25 Juta tanpa agunan,” katanya.
Menurut Mularis Djahri, program ini bisa merangkul Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) di Palembang, agar lebih mudah mengembangkan usahanya. Para warga juga bisa mandiri dan meningkatkan perekonomiannya.
“Daya beli warga Palembang semakin menurun, ditambah harga kebutuhan pokok yang meningkat. Hal inilah yang kita perhatikan, untuk kesejahteraan warga Palembang,” ujarnya.
Harga Sembako Mahal
Yuliati, warga Pasar Sungki Palembang mengatakan, pendapatan yang pas-pasan sangat tidak mencukupi, seiring dengan harga sembilan bahan pokok (sembako) yang semakin merangkak naik.
“Harga beras sekarang semakin mahal, apalagi setiap hari kami menghabiskan 2 Kilogram beras. Kalau sekarang, pendapatan kami tidak cukup untuk seluruh kebutuhan. Kami meminta agar Mularis Djahri bisa memikirkan nasib kami, jika nanti jadi Wako Palembang,” ungkapnya.
Infrastruktur publik seperti toilet umum juga, sangat jarang diperhatikan Pemerintah Kota (Pemkot) Palembang.
Terutama jika air Sungai Musi meluap saat hujan lebat, toilet umum semakin kumuh, karena banyak sampah yang menggenang di dekat toilet.
“Rumah kami dekat sungai, jika meluap akan banjir. Toilet umum dekat dengan pembuangan sampah. Kami harapkan infrastruktur publik ini bisa diperbaiki,” katanya.
Advertisement