Liputan6.com, Jakarta - Calon Gubernur Jawa Barat nomor urut satu, Ridwan Kamil bertemu dengan komunitas tani yang tergabung dalam Gabungan Kelompok Tani (Gapoktan) "Simpatik" di Desa Mekarwangi, Cisayong, Kabupaten Tasikmalaya.
Dalam kunjungannya itu, pria yang biasa disapa Emil itu mengaku kagum atas pencapaian Gapoktan Simpatik yang telah sukses mengembangkan padi organik.
Baca Juga
Hasil Quick Count Indikator Pilkada Jabar 100%: Acep-Gitalis 9,67%, Jeje-Ronal 9,10%, Syaikhu-Ilham 20,07%, Dedi-Erwan 61,16%
Pilkada Jabar, Dedy Mulyadi-Erwan Setiawan Unggul Telak di TPS Prabowo
Hasil Quick Count Indikator Pilkada Jabar 92%: Acep-Gitalis 10%, Jeje-Ronal 9,22%, Syaikhu-Ilham 20,20%, Dedi-Erwan 60,58%
Menurut Ketua Gapoktan Simpatik, H. Uu Saiful Bahri, Sistem budidaya dan produksi beras organik yang dikembangkan Gapoktan Simpatik, telah berlangsung sejak tahun 2006 dan kini produknya telah menjadi andalan ekspor kabupaten Tasikmalaya.
Advertisement
"Alhamdulillah, ekspor beras organik produksi Gapoktan Simpatik, telah menembus Amerika Serikat dan beberapa negara Eropa seperti Belgia Jetman, dan Italia" ungkap Uu.
Menurut Uu, beras organik produksi Gapoktan Simpatik rata-rata dijual dengan harga Rp 21.000/kg untuk beras putih dan Rp 22.000 - 25.000/kg untuk beras merah. Di Amerika Serikat, harga perkilonya meningkat menjadi sekitar Rp 50.000/kg.
Beras organik relatif lebih mahal. Menurut Uu hal itu karena dalam prosesnya ada tahapan-tahapan kegiatan produksi, yang harus dilaporkan ke lembaga proses sertifikasi, untuk kemudian diperoleh sertifikat organik.
"Dengan begitu, tidak bisa mengklaim bahwa beras yang diprodukai adalah beras organik, karena ada proses dan tahapan sertifikasinya," jelas Uu.
Sementara menurut Ridwan Kamil, tren budidaya pertanian organik dan kebutuhan terhadap produk-produk pertanian organik saat ini memang sedang meningkat di beberapa negara. Gejalanya muncul seiring kesadaran terhadap konsumsi makanan sehat yang bebas dari pestisida.
Budidaya dan produksi beras organik ini, menurut Emil, membuka peluang bagi para petani di Jawa Barat untuk meningkatkan pendapatan sekaligus kesejahteraan mereka. Oleh karena itu, Emil mendorong para petani di Jawa Barat untuk beralih ke budidaya pertanian organik.
"Perlu edukasi agar para petani beralih ke budidaya organik, sekaligus diberikan contoh keberhasilan dan kesejahteraan yang diperoleh petani yang menjalankan budidaya padi organik" tegas Ridwan Kamil.
Regenerasi Bidang Pertanian
Selain meningkatkan kesejahteraan, budidaya pertanian organik juga dapat mengatasi krisis regenerasi bidang pertanian.
Dalam pandangan Emil, banyaknya anak-anak petani yang tidak lagi melanjutkan profesi orangtuanya di bidang pertanian. Mereka memilih bekerja di sektor industri, karena hasil yang diterima dalam bentuk UMR dinilai lebih menarik.
Solusinya, menurut Emil, saat ia terpilih sebagai gubernur nanti adalah adalah menghadirkan program "Satu desa satu produk," atau "One village, one product".
Menurut Emil, program ini akan memberikan aktifitas tambahan kepada para petani dan anak petani, di luar profesi utama yang ditekuni.
"Para petani di sela waktu luang, ataupun saat tidak menggarap lahan pertanian, tetap punya aktifitas yaitu mengkreasi produk. Dengan begitu pendapatan dari pertanian meningkat, juga ada kegiatan sampingan yang memberikan tambahan penghasilan," Ridwan Kamil menandaskan.
Advertisement