Liputan6.com, Jakarta - Partai Golkar akan mencari pengganti Agus Gumiwang Kartasasmita di jajaran Tim Kampanye Nasional (TKN) calon presiden dan wakil presiden, Joko Widodo atau Jokowi-Ma'ruf Amin. Politikus Partai Golkar itu telah resmi dilantik sebagai Menteri Sosial (Mensos) oleh Presiden Jokowi di Istana Kepresidenan, Jakarta, Jumat 24 Agustus.
"Dan kemudian terkait Pak Agus Gumiwang Kartasasmita yang baru saja dilantik menjadi Menteri Sosial tentu dalam posisi tim Pemenangan timnas juga akan ada penggantinya," kata Ketua Umum Partai Golkar Airlangga Hartarto di Kantor DPP Golkar, Jalan Anggrek Neli Murni, Slipi, Jakarta Barat.
Airlangga mengaku tidak bisa memberitahu siapa yang akan menggantikan posisi Agus diposisi TKN Koalisi Indonesia Kerja. Kata dia, hal itu, masih akan dibahas lebih lanjut dengan jajaran koalisi.
Advertisement
"Tentu tidak bisa kami sampaikan hari ini karena itu kami tentu harus berkoordinasi dengan tim secara keseluruhan," ungkapnya.
* Update Terkini Jadwal Asian Games 2018, Perolehan Medali hingga Informasi Terbaru dari Arena Asian Games 2018 dengan lihat di Sini
Saksikan video pilihan di bawah ini:
Idrus Marham Mundur
Presiden Jokowi resmi melantik Agus Gumiwang Kartasasmita menjadi Menteri Sosial menggantikan Idrus Marham yang mengundurkan diri. Pelantikan Agus sebagai Mensos digelar di Istana Negara,Jakarta sekitar pukul 15.30 WIB, hari ini.
Pelantikan Agus berdasarkan Keppres Nomor 148p Tahun 2018 tentang pemberhentian dan pengangkatan Menteri Sosial Kabinet Kerja dalam sisa masa jabatan periode tahun 2014-2019.
Idrus Marham mengajukan pengunduran diri sebagai Menteri Sosial ke Presiden Jokowi. Ia mengungkap tiga pertimbangan dirinya meninggalkan Kabinet Kerja.
"Sebagai bentuk pertanggungjawaban moral saya, maka saya mengajukan permohonan pengunduran diri sebagai Mensos kepada Bapak Presiden dengan beberapa pertimbangan," ujar Idrus di Istana Kepresidenan, Jakarta, Jumat (24/8/2018).
Pertimbangan yang pertama, ungkapnya, untuk menjaga kehormatan Presiden Jokowi yang selama ini dikenal sebaga pemimpin berkomitmen tinggi dalam pemberantasan korupsi di Indonesia.
"Kedua adalah, agar tidak menjadi beban bagi Presiden dan sekaligus yang mengganggu konsentrasi Bapak Presiden dalam tugas sehari-hari yang tidak ringan. Jadi kalau misal saya tersangka dan masih ini-itu, kan, tidak etis dan secara moral tidak bisa diterima," kata Idrus.
Ketiga, sambung dia, sebagi warga negara yang taat hukum, saya sepenuhnya menghormati proses hukum yang dilakukan KPK. "Dan sekaligus saya ingin berkonsentrasi ya mengikuti proses hukum yang ada di KPK sesuai aturan yang ada dan sebaik-baiknya.
Reporter: Sania Mashabi
Sumber: Merdeka.com
Advertisement