Adu Klaim Naiknya Elektabilitas Masing-Masing Paslon di Pilpres 2019

Juru Bicara Badan Pemenangan Nasional (BPN) Prabowo-Sandiaga, Suhud Alynudin, mengatakan, elektabilitas Paslon nomor urut 02 itu akan terus menanjak.

oleh Putu Merta Surya Putra diperbarui 14 Des 2018, 03:28 WIB
Diterbitkan 14 Des 2018, 03:28 WIB
Dana Kampanye Prabowo-Sandiaga
Cawapres nomor urut 2 Sandiaga Uno memaparkan penerimaan dan pengeluaran dana kampanye pasangan Prabowo-Sandiaga di Jakarta, Rabu (28/11). Penerimaan dana kampanye Prabowo-Sandiaga hingga saat ini tercatat Rp 41,9 miliar. (merdeka.com/Iqbal S Nugroho)

Liputan6.com, Jakarta Juru Bicara Badan Pemenangan Nasional (BPN) Prabowo-Sandiaga, Suhud Alynudin, mengatakan, elektabilitas Paslon nomor urut 02 itu akan terus menanjak. Salah satunya dipengaruhi swing voters.

"Ada 15-20 persen pemilih yang masih bimbang. Masih di atas selisih yang terjadi antara Pak Jokowi dan Pak Prabowo," kata politikus PKS tersebut dalam diskusi Populi Center, Jakarta, Kamis (13/12/2018).

Dia menyebut dari empat lembaga survei yang telah merilis hasil penelitiannya, belakangan terakhir, antara Prabowo dan Jokowi, hasil angkanya mirip. Di mana, dirinya mengklaim suara Jokowi masih di bawah 50 persen. Sedangkan Prabowo-Sandiaga bergerak dengan selisih 6 sampai 7 persen.

"Menurut kami ini hal yang sangat mungkin dikalahkan," ucap politikus PKS itu.

Dia memastikan, BPN akan bekerja menggarap basis suara yang ada di Jawa Tengah dan Jawa Timur. Sebab tingkat pengenalan masyarakat kepada Sandiaga Uno di Pulau Jawa masih rendah, terutama Jawa Tengah yang diusulkan menjadi markas BPN.

Suhud menambahkan, konten kampanye yang disampaikan pada saat debat capres juga menentukan hasil akhir. Hal tersebut untuk menggaet suara yang selama ini belum menentukan pilihan.

"Dari hasil itu maka kita beri keyakinan tiga bulan ke depan akan terjadi perubahan signifikan juga. Dan ini akan menentukan hasil akhir," ujar Suhud.

 

Hanya Klaim

PDIP Ingatkan Antisipasi Dini Terhadap Wilayah Rawan Bencana
Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto (dua kiri) membuka workshop tentang peta rawan bencana Indonesia di Kantor DPP PDIP, Jakarta, Kamis (13/12). Workshop ini bertema 'Antisipasi Dini Terhadap Wilayah Rawan Bencana'. (Liputan6.com/Faizal Fanani)

Sementara itu, di tempat berbeda, Sekretaris Jenderal PDI Perjuangan Hasto Kristiyanto meragukan BPN yang bisa meraup suara di Jawa Tengah. Menurutnya itu hanya klaim semata.

"Kalau namanya klaim boleh saja kita lihat kita buktikan di lapangan di lapangan," kata Hasto di DPP PDIP, Jakarta Pusat, Kamis (13/12/2018).

Sekretaris Tim Kampanye Nasional Jokowi-Ma'ruf itu mencontohkan survei internal PDIP, dimana elektabilitas paslon nomor urut 01 mencapai 46,6 persen. Belum ditambah dengan 8 partai pengusung Jokowi-Ma'ruf lainnya.

Hasto menilai kubu Prabowo memindahkan markas cuma sensasi semata. Hal itu malah bikin koalisi makin solid memenangkan Jokowi di Jawa Tengah.

"Jadi kami akan terus memperbaiki diri kami bekerja lebih baik kami turun kebawah rencana itu justru semakin menyolidkan seluruh parpol KIK dan PDIP," pungkasnya.

 

 

Reporter: Muhammad Genantan Saputra dan Ahda Bayhaqi

Sumber : Liputan6.com

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya