Ma'ruf Amin: Masa Saya Jadi Alat Politik Jokowi?

Ma'ruf Amin mengklaim menerima tawaran jadi cawapres adalah bentuk perjuangan dan dukungan untuk Indonesia. Dia menjelaskan upaya pembelaan terhadap umat sudah dilakukan sejak lama.

oleh Liputan6.com diperbarui 16 Des 2018, 17:02 WIB
Diterbitkan 16 Des 2018, 17:02 WIB
Ma'ruf Amin Berencana Bagikan Bola Saat Kunjungi Daerah
Cawapres nomor urut 01 Ma'ruf Amin saat Ngopi Bareng di kediamannya di Jalan Situbondo, Jakarta, Rabu (12/12). Ma'ruf Amin berencana membagikan bola ketika memulai kunjungannya ke berbagai daerah. (Merdeka.com/Arie Basuki)

Liputan6.com, Jakarta Calon wakil presiden (cawapres) nomor urut 01 Ma'ruf Amin (KMA) mengajak masyarakat untuk tidak termakan opini publik bahwa dirinya dipilih Jokowi jadi cawapres lantaran hanya jadi alat politik. Dia mengklaim sejak muda sudah berkecimpung di dunia politik.

Hal itu dikatakan Ma'ruf ketika berkunjung dan bersilaturahmi dengan Nahdliyyin Kabupaten dan Kota Serang, serta Kota Cilegon, di Pondok Pesantren An-Nawawi Tanara (Penata) Serang, Minggu (16/12/2018).

"Masa Saya jadi alat politik? Saya tentu paham politik. Sebab sejak muda saya sudah jadi anggota DPRD DKI, menjadi anggota DPR-MPR, menjadi Dewan Pertimbangan Presiden dua periode, menjadi Rais Amm PBNU, Ketua MUI, masa bisa diperalat," kata Ma'ruf Amin dalam keterangan persnya.

Dia mengklaim menerima tawaran jadi cawapres adalah bentuk perjuangan dan dukungan untuk Indonesia. Dia menjelaskan upaya pembelaan terhadap umat sudah dilakukan sejak lama.

Kemudian dia juga mengajak masyarakat agar memilih pemimpin yang berdasarkan ajaran Ahli Sunnah Wal Jamaah (Aswaja). Sebab menurut dia saat ini Indonesia sedang berkembang pemahaman keagamaan yang membahayakan.

"Maka jangan sampai pilpres ini malah melahirkan pemimpin yang tidak selaras dengan Ahli Sunnah Wal Jamaah (Aswaja) nanti bisa saja Aswaja hilang di Indonesia," kata Ma'ruf Amin.

Dia mencontohkan seperti di Iran tempat berdakwahnya Imam Ghazali. Lantaran pergantian penguasa lalu dimarginalkan Aswaja. Di Arab pun terjadi hal yang sama, dia menjelaskan dulu tempat mengajinya para ulama Aswaja. Ketika Saudi berkuasa, ditetapkan Wahabi sebagai madzhab negara. Akhirnya Aswaja dikikis.

Saksikan video pilihan di bawah ini:

Bertemu Kiai Kampung

Karena itu, Ma'aruf menjelaskan pihaknya harus bertemu para kiyai dari kampung ke kampung. Agar kata dia bisa berjuang bersama untuk memenangkan pilpres.

"Kita harus mulai door to door, menemui kyai-kyai kampung, mendekati warga agar berjuang bersama untuk memenangkan Pilpres ini," kata Ma'ruf.

 

Reporter: Intan Umbari Prihatin 

Sumber: Merdeka.com

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya