TKN Bantah Tolak Rosianna Silalahi sebagai Moderator Debat Pilpres Perdana

Karding menjelaskan nama siapa pun yang diajukan tidak ditolak sepanjang masuk dalam kriteria dan prinsip TKN.

oleh Liputan6.com diperbarui 29 Des 2018, 03:24 WIB
Diterbitkan 29 Des 2018, 03:24 WIB
Abdul Kadir Karding
Anggota Komisi III DPR RI Abdul Kadir Karding saat menjadi pembicara Forum Diskusi Ekonomi Politik (FDEP) di Jakarta, Rabu (25/7). (Merdeka.com/Iqbal S. Nugroho)

Liputan6.com, Jakarta - Wakil Ketua Tim Kampanye Nasional Jokowi-Ma'ruf, Abdul Kadir Karding menyebut tidak pernah memilih-milih moderator pada debat Pilpres. Dia menegaskan tidak ada penolakan nama Rosianna Silalahi sebagai moderator debat.

"Kami sebenarnya tidak pernah menolak siapa pun untuk menjadi moderator debat Pilpres," kata Karding kepada Merdeka.com, Jumat (28/12/2018).

Karding menjelaskan nama siapa pun yang diajukan tidak ditolak sepanjang masuk dalam kriteria dan prinsip TKN. Prinsipnya adalah moderator ini tidak berpihak kepada salah satu pasangan calon presiden yang berkontestasi di 2019. Khususnya bakal mempengaruhi jalannya debat atau tidak.

"Salah satu prinsip yang penting adalah moderator dalam memoderatori ini seluruh moderator/moderatornya memiliki jarak yang sama kepada semua paslon," kata Politikus PKB itu.

"Jadi siapa pun dia karena itu, ini penting agar debat berjalan dan difasilitasi dengan kaidah berimbang kaidah objektif dan profesional," tandasnya.

Diberitakan, Koordinator Badan Pemenangan Nasional (BPN) Prabowo-Sandi, Dahnil Anzar Simanjuntak mengatakan Tim Kampanye Nasional (TKN) Jokowi-Ma'ruf menolak nama Rosianna Silalahi menjadi moderator debat Pilpres 2019 perdana yang akan diselenggarakan pada 17 Januari 2019.

 


Usulan Nama Rosianna

Rohingya
Ketum PP Pemuda Muhammadiyah, Dahnil Anzar Simanjuntak (tengah) bersama tokoh pemuda lintas agama saat memberi keterangan di Jakarta, Selasa (5/9). Mereka mengeluarkan pernyataan sikap terkait Rohingya . (Liputan6.com/Helmi Fithriansyah)

"Awalnya kami mengusulkan sesuai dengan media yang jadi pelaksana. Misalnya Kompas, Kompas yang kami sarankan karena lebih senior ya bagusnya Mbak Rossi. Kemudian TKN berkeberatan nama Rossi. Ya sudah," katanya di Gedung KPU RI, Jakarta Pusat, Jumat (28/12/2018).

Menurutnya, saat keberatan dengan Rosianna Silalahi, TKN kemudian mengusulkan nama Ira Koesno. Dahnil menyebut BPN tak persoalkan pengusulan nama Ira Koesno.

"Kami tidak ada masalah dengan Mbak Ira. Kemudian kami terima. Kemudian muncul nama Mas Imam (Priyono), kami sepakat. Tapi diawal dari Kompas yang kami endorse sesuai dengan anchor senior ya Mbak Rossi. Tapi TKN keberatan," jelas Dahnil.

Reporter: Ahda Bayhaqi

Sumber: Merdeka.com.

 

Saksikan video pilihan berikut ini:

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya