Liputan6.com, Jakarta - Direktur Program Tim Kampanye Nasional (TKN) Jokowi-Ma’ruf Amin, Aria Bima mengatakan, markas kubu Paslon 02, Prabowo Subianto-Sandiaga Uno yang akan dipindahkan ke Jawa Tengah (Jateng) hanya sebuah pengalihan. Pertarungan suara yang sebenarnya justru berada di Jawa Timur (Jatim) dan Jawa Barat.
“Saya tidak melihat Jateng akan jadi tumpuan pertempuran tim dari BPN (Badan Pemenangan Nasional Prabowo Subianto-Sandiaga Uno), saya yakin Jateng akan diabaikan, karena sudah terlalu kuat. Ini kalau orang Jawa hanya membuang informasi yang hanya untuk mendisinformasi, konsentrasi saya yakin ada di Jabar dan Jatim,” tukas Aria di Jalan Cemara, Menteng, Jakarta, Kamis (3/1/2019).
Baca Juga
Menurutnya, wilayah Jateng bukanlah wilayah yang diolah kubu Prabowo-Sandiaga. Ia menganggap, pemindahan markas ini hanya sebuah kamuflase seolah-olah kerja tim Paslon 02 berada di Jateng. Namun, konsentrasi pertempuran suara justru akan lebih mengarah ke Jatim, Jabar, dan Banten.
Advertisement
Ia menegaskan, TKN tidak terlalu menanggapi serius pemindahan markas ini. Sebab berdasarkan informasi di daerah Jateng, tidak terjadi pergerakan yang luar biasa dari kubu Paslon 02 untuk menyaingi suara Paslon 01.
“Jadi, untuk hal terkait dengan keinginan memindahkan di Solo atau Jateng, atau planet mars atau di bulan, kita tidak terlalu masalah, kami akan berkonsentrasi di 80 dapil untuk tim sukses,” tuturnya.
“Saya yakin terlalu berat untuk bermain di Jateng dan mubazir, dan saya melihat pergerakan justru di Jabar dan Jatim yang merupakan satu basis untuk pergerakan dari tim Prabowo-Sandi. Bukan di Jateng,” tandas Aria.
Tak Masalah
Gubernur Jawa Tengah yang juga kader PDIP Ganjar Pranowo menanggapi santai rencana Badan Pemenangan Nasional (BPN) calon presiden dan wakil presiden, Prabowo Subianto-Sandiaga Salahuddin Uno memindahkan markasnya ke Jawa Tengah di Januari 2019. Dia mengatakan, BPN bisa memindahkan markas ke daerah apa saja.
"Nggak apa-apa. Mau di Kalimantan boleh, Papua nggak apa-apa, Jawa oke. Kan enggak bisa dilarang," ujar Ganjar di Istana Negara, Jakarta, Selasa (11/12/2018).
Ganjar tak khawatir pemindahan markas Prabowo-Sandiaga akan mempengaruhi dukungan masyarakat Jateng di Pilpres 2019. Dia optimistis, suara masyarakat Jateng tetap bermuara pada calon presiden dan wakil presiden Joko Widodo-Ma'ruf Amin.
Keyakinan ini didukung kemenangan Ganjar di Pilgub Jateng beberapa bulan lalu. Ganjar yang berpasangan dengan Taj Yasin menang telak melawan Sudirman Said-Ida Fauziyah.
Ganjar-Taj Yasin menang dengan perolehan 10.362.694 suara. Sedangkan Sudirman Said-Ida Fauziyah 7.267.993 suara.
"Kan asumsi yang dibangun berdasarkan Pilgub dulu toh? maka pada saat Pilgub perolehan suaranya seperti itu. Dan di Pilgub yang menang saya," kata dia.
Mengenai kemungkinan Prabowo-Sandiaga akan mengalahkan Jokowi-Ma'ruf Amin, Ganjar tak ingin berkomentar banyak. Dia hanya menegaskan masyarakat Jateng sangat solid.
"Karena Jateng paling solid maka Jateng paling seksi untuk digembor. Karena kami solid sekali," ucapnya.
Kendati demikian, Ganjar tak ingin meremehkan BPN Prabowo-Sandiaga. Dia menganggap apa yang direncanakan kubu Prabowo-Sandiaga saat ini menjadi warning bagi Tim Kampanye Nasional (TKN) Jokowi-Ma'ruf Amin agar bekerja lebih keras lagi.
"Jadi kita enggak boleh menyepelekan, enggak boleh over confidence. Semua harus kerja keras karena sebenarnya yang akan memenangkan adalah yang dicintai rakyat," kata dia.
Saksikan video pilihan berikut ini:
Advertisement