Timses Klaim Elektabilitas Jokowi Naik karena Tidak Menari Saat Debat

Menurut Hasto, survei juga menunjukkan Jokowi lebih unggul karena masyarakat lebih mampu menerima gagasan pasangan calon petahana.

oleh Liputan6.com diperbarui 08 Feb 2019, 06:31 WIB
Diterbitkan 08 Feb 2019, 06:31 WIB
Ekspresi Jokowi - Ma'ruf Amin Saat Mengikuti Debat Perdana
Capres dan Cawapres nomor urut 01 Joko Widodo-Ma'ruf Amin saat Debat Capres Pilpres 2019 pertama di Hotel Bidakara, Jakarta, Kamis (17/1). Debat perdana ini mengangkat tema hukum, hak asasi manusia, terorisme, dan korupsi. (Liputan6.com/Faizal Fanani)

Liputan6.com, Jakarta - Survei Populi Center menunjukkan elektabilitas pasangan calon presiden mengalami perubahan pascadebat. Elektabilitas pasangan calon presiden nomor urut 01 Jokowi-Ma'ruf Amin meningkat 2,1 persen dengan kisaran angka 54,1 persen dari 52 persen pada Desember lalu.

Sementara, perubahan pasangan calon presiden nomor urut 02, Prabowo Subianto dan Sandiaga Uno tak sampai 1 persen. Dari 30,7 persen pada Desember 2018 menjadi 31 persen.

Sekretaris Tim Kampanye Nasional Jokowi-Ma'ruf Hasto Kristiyanto mengatakan, lonjakan elektabilitas Jokowi lebih besar karena penampilan yang baik dalam debat capres.

"Mungkin itu karena tidak ada tarian yang ditunjukkan Pak Jokowi, jadi naik," kata Hasto di Cianjur, Jawa Barat, Kamis (7/2/2019).

Selain itu, Hasto berkata survei juga menunjukkan Jokowi lebih unggul daripada Prabowo. Yaitu masyarakat lebih mampu menerima gagasan pasangan calon petahana.

"Survei diterima sebagai penyampaian gagasan terbaik dari Pak Jokowi dan KH Ma'ruf Amin dengan peran saling melengkapi satu sama lain," kata dia.

Selain itu, Hasto mengatakan elektabilitas capres petahana di kalangan pemilih muslim juga bakal naik setelah mengalirnya dukungan dari para ulama.

"Para habib akan memberikan dukungan kepada Pak Jokowi-KH Ma'ruf Amin setelah mereka melihat mana pemimpin yang betul-betul mewujudkan Islam rahmatan lil alamin, mereka akan berubah," kata Hasto.

Menurut dia, perubahan pemilih muslim karena narasi kampanye Prabowo yang sama seperti 2014. Hal tersebut membuat pemilih yang ragu akan berlabuh ke Jokowi karena kearifan Jokowi-Ma'ruf.

"Terlebih Pak Jokowi diterima luas di kalangan ulama, diterima luas sebagai pemimpin yang membuka ruang dialog. Tanpa pernah mencaci, tanpa pernah menimbulkan konflik ketakutan sehingga lama kelamaan kami meyakini ini makin diterima sangat kuat," jelas Hasto.

Elektabilitas Naik-Turun

Populi Center melakukan survei pada 20-27 Januari 2017. Responden survei sebanyak 1.486 orang dari 34 provinsi. Survei memiliki margin of error 2,53 persen dengan tingkat kepercayaan 95 persen.

Pasangan capres-cawapres nomor urut 01 Jokowi-Maruf Amin dipilih 49,5 persen pemilih muslim. Sedangkan capres can cawapres nomor urut 02, Prabowo-Sandi dipilih 35,4 persen. Dari persentase itu masih ada 15,1 persen pemilih muslim yang belum menentukan pilihannya.

Jika dilihat persentasenya, menurut peneliti LSI Adjie Alfaraby kedua kandidat Pilpres akan bersaing ketat di sektor pemilih muslim. Berdasarkan hasil survei sejak Agustus hingga Januari, elektoral pasangan nomor urut 01 di kantong pemilih muslim mengalami pasang surut.

Pada Agustus, elektabilitas Jokowi-Maruf mencapai 52,7 persen di kalangan muslim. Lalu turun menjadi 49,5 persen pada September. Naik lagi pada Oktober menjadi 53,7 persen. Lalu kembali turun pada November menjadi 49,0 persen. Elektabilitas Jokowi-Ma'ruf di pemilih muslim naik tipis pada Desember menjadi 50,0 persen, dan kembali turun pada Januari menjadi 49,5 persen.

Survei ini dilakukan sejak 18-25 Januari dengan melibatkan 1.200 responden di 34 provinsi di Indonesia. Metode yang digunakan pada survei ini adalah multistage random sampling dengan persentase kekeliruan kurang lebih 2,8 persen.

 

Reporter: Ahda Bayhaqi

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya