Hasto: Ma'ruf Amin Unggul Jawab Pertanyaan Debat Cawapres

Sekretaris Tim Kampanye Nasional (TKN) Jokowi-Ma'ruf Amin ini melihat, dalam debat tersebut Sandiaga tidak memiliki empati untuk mendengarkan berbagai persoalan.

oleh Liputan6.com diperbarui 18 Mar 2019, 07:57 WIB
Diterbitkan 18 Mar 2019, 07:57 WIB
Ma'ruf Amin
Cawapres nomor urut 01 Ma'ruf Amin menyampaikan pendapatnya saat debat cawapres 2019 di Hotel Sultan, Jakarta, Minggu (17/3). (Liputan6.com/Johan Tallo)

Liputan6.com, Jakarta - Sekretaris Tim Kampanye Nasional (TKN) Jokowi-Ma'ruf Amin, Hasto Kristiyanto menilai cawapres nomor urut 01 unggul dalam menjawab pertanyaan-pertanyaan dibanding rivalnya Sandiaga Uno saat debat cawapres, Minggu malam.

Menurut Hasto, ketika Sandiaga menanyakan tentang kebijakan tenaga kerja asing, Ma'ruf Amin mendengarkan pertanyaan tersebut dengan seksama, sehingga jawaban yang disampaikan pun fokus.

"Bagaimana jumlah tenaga kerja asing, dari prosentasinya adalah terendah di dunia. Kiai Ma'ruf juga menegaskan kebijakannya bahwa transfer of technology, ruang lingkup tenaga kerja asing tidak pada sektor yang berkaitan dengan usaha UMKM rakyat, serta pentingnya mendorong peningkatan kualitas tenaga kerja Indonesia, merupakan jawaban yang muncul melalui proses mendengarkan," kata Hasto dikutip dari Antara, Minggu (17/3/2019).

Hasto melihat dalam debat tersebut Sandiaga tidak memiliki empati untuk mendengarkan berbagai persoalan. Jawaban atas stunting melalui sedekah putih, dipatahkan Ma'ruf bahwa sangat penting bagi balita menerima ASI dalam dua tahun sejak kelahirannya.

Menurut Hasto, hal itu adalah hasil pemahaman Ma'ruf karena mendengarkan suara ibu.

"Berbeda dengan Sandi, tidak cermat dengan substansi pertanyaan Kiai Maruf, maka terkait instrumen apa yang bisa dipakai agar dana transfer daerah di bidang pendidikan benar-benar membawa manfaat melalui outcomes yang jelas, terukur, dan berdaya guna, tidak bisa dijawab dengan baik oleh Sandi," kata dia.

Tidak Memahami Subtansi

Sandiaga dengan pengalamannya sebagai Wakil Gubernur DKI Jakarta, menurut Hasto, ternyata tidak memahami substansi instrumen transfer daerah tersebut, maka jawabannya melebar karena kegagalan dalam mendengarkan pertanyaan.

"Kemampuan mendengar ini menunjukkan kepekaan nurani dan kesabaran seorang pemimpin untuk mendengarkan aspirasi rakyat. Karena itu, Debat Capres ini menjadi salah satu indikator dalam menentukan kualitas pemimpin," katanya.

 

Saksikan video pilihan di bawah ini:

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya