Manuver Kader Elite PDIP ke Prabowo, Soliditas Dukungan Ganjar Retak ?

Tak hanya kader perorangan, sejumlah organisasi relawan Joko Widodo hingga Gibran Rakabuming Raka, juga mengarahkan dukungan ke Prabowo. Jokowi dan Gibran di ketahui hingga saat ini masih berstatus kader PDIP

oleh Delvira Hutabarat diperbarui 21 Jul 2023, 15:19 WIB
Diterbitkan 20 Jul 2023, 09:44 WIB
Prabowo Subianto dan Budiman Sudjatmiko
Budiman mendatangi kediaman Prabowo di Jalan Kertanegara, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, pada Selasa sekitar pukul 19.00 WIB.

Liputan6.com, Jakarta Sejumlah kader elite PDI Perjuangan mulai terang-terangan menunjukkan arah dukungan ke kepada Prabowo sebagai calon presiden (capres), bukan Ganjar Pranowo yang diusung PDIP. Dimulai dari Effendi Simbolon dan kini Budiman Sudjatmiko. 

Bahkan beberapa organ relawan Joko Widodo hingga Gibran Rakabuming Raka juga mengarahkan dukungan ke Prabowo.

Pada Selasa (18/7/2023) malam, Budiman mendatangi kediaman Prabowo di kawasan Kertanegara, Jakarta Selatan. Dalam video yang beredar, Budiman nampak “dijamu” makan malam mewah di dalam rumah Prabowo. 

Usai fine dining tersebut, Budiman mengaku hanya berdiskui santai saja dengan Prabowo.

Dia menyebut, ini bukan pertama kalinya berdiskusi dengan para tokoh. Sebelumnya, ia juga pernah berdiskusi dengan Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Indonesia Luhut Binsar Pandjaitan, Presiden Kelima RI Megawati Soekarnoputri dan Presiden Joko Widodo.

Budiman lantas menegaskan, pertemuannya dengan sosok Menteri Pertahanan RI itu tak dalam kapasitasnya sebagai kader PDIP.

"Ini tidak mewakili partai, ini pribadi," kata Budiman.

Menurut Budiman, Indonesia membutuhkan persatuan dari kaum nasionalis untuk saling mendukung dalam merawat Indonesia.

"Rugi Indonesia kalau kaum nasionalis tidak saling mendukung. Harus ada yang mencairkan," ujarnya.

Dengan lantar belakang yang bertentangan, di mana Budiman sebagai mantan aktivis 98 sedangkan Prabowo mantan tentara elite. Budiman merasa perlu menjelaskan kenangan lama tersebut.

"Kita sudah punya story-story lama, kami membicarakan itu. Saya sebagai orang yang pernah berhadapan dengan beliau, tadi bertemu dengan cara pandang ini, bangsa harus diselamatkan, demokrasi harus diselamatkan," ujar Budiman.

Kini, Budiman mengaku akan mengenang masa lalu tersebut dengan manis.

"Saya pikir, saya akan mengenang masa-masa lalu saya dan Pak Prabowo dengan manis, ya. Apa pun itu, kita berutang kepada masa depan, bukan berutang pada masa lalu," kata Budiman.

DPP PDIP Akan Panggil Budiman

Mendengar pertemuan tersebut, elite PDIP tidak tinggal diam. PDI Perjuangan akan memanggil Budiman Sudjatmiko karena menemui Ketua Umum Gerindra Prabowo Subianto. PDIP menilai apa yang dilakukan Budiman ada indikasi pelanggaran disiplin organisasi.

"Iya pasti kita panggil, saya pulang dari reses dipanggil. Semua sama, itu aturan berlaku untuk semua anggota partai tanpa kecuali," kata Ketua DPP PDIP Bidang Kehormatan Komarudin Watubun kepada wartawan, Rabu (19/7/2023).

Komarudin mengatakan, berpartai memiliki aturan organisasi. Ketika Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri mendeklarasikan Ganjar Pranowo sebagai calon presiden, seluruh kader partai berlambang banteng harus tegak lurus.

"Ibu Megawati memutuskan Ganjar Pranowo, ya pasti kita pendukung partai, anggota partai 230 juta seluruh Indonesia pasti juga punya pandangan yang mungkin secara pribadi tidak setuju, tapi konsekuensi sebagai orang partai ya kalau sudah diputuskan semua harus mendukung itu," ujarnya.

"Kalau tidak mau mendukung, mau bebas ya jangan gabung di PDIP, kan gitu. Kalau di PDIP pasti ada aturan," tegas Komarudin.

Apalagi, kata dia, Budiman Sudjatmiko memiliki kartu tanda anggota PDIP. Tidak bisa seenaknya mendukung calon presiden lain.

"Itu kan itu memberinya dukungan kepada pak Prabowo ya itu sama saja dengan tidak mendukung Keputusan ketua umum partai kan. Ya sudah tidak usah bergabung dengan PDIP kalau tidak mau diatur PDIP," tegas Komarudin.

 

 


Dilema Kader PDIP

Momen Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri umumkan Ganjar Pranowo sebagai Bakal Calon Presiden di Pemilu 2024 di Istana Batu Tulis, Bogor. Turut Hadir Presiden Jokowi, Ketua DPP PDIP Puan Maharani dan Prananda Prabowo.
Momen Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri umumkan Ganjar Pranowo sebagai Bakal Calon Presiden di Pemilu 2024 di Istana Batu Tulis, Bogor. Turut Hadir Presiden Jokowi, Ketua DPP PDIP Puan Maharani dan Prananda Prabowo. (Foto: Dokumentasi PDIP).

Menurut Pengamat politik Ujang Komarudin, saat ini terjadi dilema di internal PDIP. Sejumlah kadernya tidak solid untuk mendukung Ganjar Pranowo.

"Kelihatannya PDIP sedang mengalami dilema, sedang tidak solid. Lihat saja bermunculan sikap dukungan ke Prabowo," ujar Ujang melalui pesan singkat, Rabu (19/7/2023).

Ujang menduga ada masalah di internal PDIP, karena setelah deklarasi Ganjar Pranowo sebagai capres 2024, ada sejumlah kader yang menyampaikan dukungan berbeda. Diduga karena saat ini arahan dukungan masyarakat ke Prabowo Subianto.

"Mungkin arah angin publik, arah angin rakyat ke Prabowo, mungkin. Makanya banyak elite atau tokoh PDIP yang sudah menyatakan langsung dukungan-dukungan kepada Prabowo Subianto, bersimpati kepada Prabowo Subianto sehingga nanti juga dipanggil PDIP," ujar Ujang.

Meski demikian, Direktur Eksekutif Indonesia Political Review ini meyakini PDIP punya cara tersendiri untuk menyikapi masalah ketidaksolidan kadernya dalam pencapresan Ganjar Pranowo.

"Oleh karena itu, dalam konteks menjaga soliditas PDIP punya cara sendiri untuk menyikapi itu. Tapi fakta dan kenyataan ketika saat ini ada lebih dari dua kader-kadernya mendukung Prabowo itu menjadi persoalan ketidaksolidan di PDIP," kata Ujang.

Infografis Nasihat PDIP ke Gibran Usai Bertemu Prabowo di Solo. (Liputan6.com/Trieyasni)
Infografis Nasihat PDIP ke Gibran Usai Bertemu Prabowo di Solo. (Liputan6.com/Trieyasni)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya