Liputan6.com, Jakarta - Direktur Politik Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), Muhammad Nurhasyim mewanti, terdapat angka swing voters yang tinggi untuk pemilih perempuan di Pemilu 2024. Berdasarkan catatannya, terdapat 30 persen dari total pemilih perempuan 102 juta orang.
"Kalau saya lihat persentase kaum perempuan yang belum memutuskan pilihannya masih tinggi dan itu sangat mengkhawatirkan," wanti Nurhasyim kepada awak media saat terlibat dalam acara rilis Survei LPI di Jakarta, seperti dikutip Rabu (9/8/2023).
Baca Juga
Nurhasyim menjelaskan, tingginya suara swing voters disebabkan sejumlah faktor. Pertama, tingkat ekspektasi kaum perempuan yang begitu tinggi di masa sebelumnya sepertinya belum semuanya terpenuhi. Kedua, bacawapres yang akan mendampingi figur capresnya. Ketiga, visi dan agenda programnya.
Advertisement
“Bisa jadi ini adalah titik balik kaum perempuan, emak-emak yang sebelumnya terlihat militan dan solid, akan tetapi tetap saja, mereka yang sudah dipilih belum dapat menyelesaikan isu klasik yang dihadapi oleh emak-emak utamanya isu ekonomi,” urai dia.
Nurhasyim berharap, dengan temuan survei dari LPI maka bisa memantik para capres yang berkontestasi dalam pilpres 2024. Khususnya, dalam menggaet pemilih terbesar di Indonesia yaitu kaum perempuan.
Indikator
Diketahui, LPI menggunakan sejumlah indikator yang menjadi tolak ukur dari survei yang mengambil suara emak-emak dan diselenggarakan pada 20 Juli hingga 1 Agustus 2023 ini.
Pertama, Referensi Pemilih, kedua popularitas, ketiga elektabilitas, keempat kompetensi, dan kelima leadership. Hasilnya, Ganjar Pranowo mendapat suara responden sebesar 32,5% dan disusul oleh Prabowo Subianto sebesar 31,75% kemudian Anies Baswedan sebesar 26,25%.
Sebagai informasi, populasi survei ini adalah kelompok perempuan yang memiliki hak pilih dan berusia lebih dari 17 tahun atau sudah 17 tahun atau sudah menikah. Total responden dalam survei ini adalah sebanyak 920 orang.
Teknik sampling yang digunakan pada riset ini adalah Systematic Random Sampling dimana subjek yang diambil sebagai sampel berasal dari populasi yang lebih besar serta dipilih secara sistematis dan acak sesuai dengan tujuan penelitian. Diketahui, margin of error dari survei ini adalah sebesar 3.2% pada tingkat kepercayaan ± 95%.
Advertisement