Mahfud Bantah Terkait dengan Film Dirty Vote

Sejumlah pihak mengaitkan film Dirty Vote garapan Dandhy Dwi Laksono dengan Menteri Koordinator Politik, Hukum dan Keamanan yang juga calon wakil presiden nomor urut tiga, Mahfud Md.

oleh Nanda Perdana Putra diperbarui 13 Feb 2024, 21:40 WIB
Diterbitkan 13 Feb 2024, 21:40 WIB
Cawapres Mahfud Md di kediamannya, Jalan Jati/Waru Sambilegi, Maguwoharjo, Depok, Sleman, DIY, Selasa (13/2/2024). (Liputan6.com/Nanda Perdana Putra)
Cawapres Mahfud Md di kediamannya, Jalan Jati/Waru Sambilegi, Maguwoharjo, Depok, Sleman, DIY, Selasa (13/2/2024). (Liputan6.com/Nanda Perdana Putra)

Liputan6.com, Jakarta Sejumlah pihak mengaitkan film Dirty Vote garapan Dandhy Dwi Laksono dengan Menteri Koordinator Politik, Hukum dan Keamanan yang juga calon wakil presiden nomor urut tiga, Mahfud Md.

Alasannya, tiga sosok dalam film itu yakni Pakar Hukum Tata Negara Bivitri Susanti, Zainal Arifin Mochtar, dan Feri Amsari merupakan bagian dari Tim Percepatan Reformasi Hukum yang dibentuk Mahfud.

Mahfud sendiri menyatakan sudah menonton sebagian dari film Dirty Vote. Namun soal dikaitkan dalam film itu, menurut Mahfud, anggota Tim Percepatan Reformasi Hukum juga banyak yang ada dalam barisan pendukung Anies-Cak Imin dan Prabowo-Gibran.

"Nonton sepotong-sepotong saja karena itu panjang sekali ya. Satu jam 56 menit. Nonton sepertiga ketiduran, kan pas di Makkah itu saya. Nonton sepertiga ketiduran. Tapi secara umum menurut saya sih, satu ya, itu kan dikait-kaitkan dengan saya. Ndak ada hubungannya," ujar Mahfud di kediamannya, Jalan Jati/Waru Sambilegi, Maguwoharjo, Depok, Sleman, DIY, Selasa (13/2/2024).

Mahfud menyatakan sangat kenal baik dengan ketiga pemeran dalam film Dirty Vote, Bivitri Susanti, Zainal Arifin Mochtar, dan Feri Amsari.

"Tiga anak itu kan teman-teman saya. Ketika saya dosen mereka masih sangat muda-muda, binaan saya semua, teman saya berdiskusi. Bivit, ya Feri, ya Saldi Isra, ya Uceng, apalagi saya yang ini disertasinya, memang teman saya semua. Dan saya punya Tim Reformasi Hukum 60 orang lebih, itu ada yang ke Anies, ada yang ke Prabowo juga. Jadi itu enggak ada hubungannya dengan saya semua," jelas Mahfud.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.


Pembentukan Tim Percepatan Reformasi Hukum Atas Perintah Jokowi

Menko Polhukam Mahfud MD
Menko Polhukam Mahfud MD

Pembentukan Tim Percepatan Reformasi Hukum di bawah Kemenkopolhukam sendiri merupakan perintah langsung Presiden Joko Widodo (Jokowi), sebagai cara untuk mengatasi permasalahan hukum di Indonesia.

Namun ketika dikaitkan dengan film tersebut, Mahfud pun menegaskan tidak banyak bertemu ketiga sosok itu selama kontestasi pilpres 2024.

"Saya malah sejak pemilu tuh saya enggak pernah ketemu Feri Amsari, karena saya tahu dan dia menghindar untuk ketemu saya dan saya menghindar untuk ketemu dia. Kalau Uceng karena saya sering ke Yogya, sering makan bersama. Tapi bukan hanya sama Uceng, termasuk sama pendukung-pendukungnya Anies, Prabowo, kumpul semua," ungkapnya.

Begitu juga dengan Bivitri, kata Mahfud, sering menjadi teman diskusinya. Terutama ketika ada masalah hukum yang harus dibahas di Kemenkopolhukam.

Bukan hanya nama-nama itu saja. Mahfud menyatakan sejumlah nama lain di kubu Anies dan Prabowo juga banyak yang menjadi kawan dalam berdiskusi.

"Banyak itulah binaan saya yang tersebar. Fritz Siregar itu juru bicaranya Pak Prabowo, itu juga teman baik saya, dan sebagainya. Jadi itu ndak ada hubungan. Kan ada yang bilang, 'wah itu timnya Pak Mahfud'. Kan enggak ada, saya enggak tahu mereka dukung saya atau ndak," kata Mahfud Md.


Mahfud soal Film Dirty Vote: Memang Begitu yang Dirasakan

Lebih lanjut, menurut Mahfud, isi dari film Dirty Vote sendiri sebenarnya tidak ada yang baru. Kata Mahfud, dokumenter itu dijahit berdasarkan fakta-fakta yang telah ditampilkan awak media ke publik dan dijahit dengan sangat baik dari segi sinematografi.

"Sehingga menurut saya apa sih yang mengejutkan, memang begitu yang dirasakan. Satu persatu itu ada data beritanya, ada faktanya, sehingga saya tidak menilai itu sesuatu, yang menurut saya pandangan kritis dari orang-orang yang idealis," ujar Mahfud Md.

"Tapi enggak sama sekali, enggak ada kaitannya dengan saya loh. Saya enggak tahu begitu-begitu," Mahfud menandaskan.


JK soal Dirty Vote: Film Ini Masih Ringan Dibanding Kenyataan yang Ada

Wakil Presiden ke-10 dan 12 RI Jusuf Kalla (JK)
Wakil Presiden ke-10 dan 12 RI Jusuf Kalla (JK). (Liputan6.com/Ady Anugrahadi)

Wakil Presiden ke-10 RI, Jusuf Kalla (JK), menilai luar biasa soal film dokumenter Dirty Vote. Film ini diketahui mengungkap sejumlah dugaan kecurangan dalam pemilu 2024.

"Tapi semuanya kebenaran kan lengkap dengan foto, lengkap dengan kesaksian. Tapi bagi saya, saya kira ini Dirty Vote, film ini masih ringan dibanding kenyataan yang ada di masa itu. Masih tidak semuanya, mungkin baru 25 persen, karena tidak mencakup kejadian di daerah-daerah kejadian di kampung-kampung. Kejadian bagaimana bansos diterima orang, bagaimana datang petugas-petugas mempengaruhi orang," kata JK di kediamannya, Senin (12/2/2024).

"Jadi masih banyak lagi sebenarnya yang jauh lebih banyak, mungkin sutradaranya lebih sopan lah. Masih sopan, tapi bagi pihak lain masih marah apalagi kalau dibongkar semuanya. Jadi okelah, baguslah untuk meringankan kita bahwa demokrasi seperti yang selalu saya katakan, pemilu yang kotor akan hasilnya menyebabkan pemilih yang tidak sempurna," sambungnya.

Lalu, terkait dengan Tim Kampanye Nasional (TKN) Prabowo-Gibran yang menyebut film tersebut merupakan fitnah, menurut JK, apa yang disampaikan itu harus bisa menunjukkan data atau bukti dari apa yang dikatakannya.

"Semua data dulu keluar baru komentar. Kan tidak ada hanya pidato saja, semua ada datanya, angka-angka, tanggal-tanggalnya, semua lengkap. Jadi ini memberikan, boleh saja mengatakan fitnah, tapi yang mana? Karena semua data," ujar Jusuf Kalla.


Airlangga Hartarto soal Film Dirty Movie: Itu Black Campaign

Gibran Rakabuming Raka dan Airlangga Hartarto Hadiri Kampanye Golkar di Cikarang
Cawapres nomor urut 2, Gibran Rakabuming Raka menghadiri kampanye rapat umum Partai Golkar di Stadion Mini Cikarang, Kabupaten Bekasi, Jawa Barat, Minggu (4/2/2024). Gibran tampak didampingi Ketum Golkar Airlangga Hartarto. (Liputan6.com/Dicky Agung Prihanto).

Ketua Umum Partai Golkar Airlangga Hartarto menyebut film bertajuk 'Dirty Vote' yang menceritakan tentang dugaan kecurangan pemilu 2024, termasuk kampanye hitam atau black campaign. Terlebih, fim tersebut dikeluarkan saat masa tenang kampanye pemilu 2024.

"Itu black campaign. Kalau itu kan enggak perlu dikomentarin. Ya artinya kan namanya juga black movie. Pas minggu tenang akhir-akhir ini," kata Airlangga di Kompleks Istana Kepresidenan Jakarta, Senin (12/2/2024).

Menurut dia, pasangan capres-cawapres nomor urut 02, Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka tidak terganggu dengam film Dirty Vote. Airlangga pun meminta masyarakat menggunakan hak pilihnya pada 14 Februari 2024.

"Ya yang penting tanggal 14 masyarakat perlu nyoblos," ujar Airlangga.

Airlangga menyebut pemilu 2024 sudah berjalan dengan aman, tertib, dan lancar. Dia mengingatkan semua pihak tidak memperkeruh suasana pesta demokrasi lima tahunan ini.

"Kita negara demokrasi terbesar sesudah US dan India. Jadi ya kita dorong aja pemilu sesuai dengan mekanisme yang ada, dan kita optimistis jangan ada pemilu yang diganggu oleh hal-hal semacam itu," ucap Airlangga.

Infografis Jokowi dan Keluarga Dilaporkan Kolusi-Nepotisme ke KPK. (Liputan6.com/Abdillah)
Infografis Jokowi dan Keluarga Dilaporkan Kolusi-Nepotisme ke KPK. (Liputan6.com/Abdillah)
Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya