PAN soal Cawagub Ridwan Kamil dari PKS: Belum Final

Sekretaris Jenderal DPP PAN Eddy Soeparno angkat bicara soal kabar calon wakil gubernur bagi Ridwan Kamil di Pilkada Jakarta 2024.

oleh Delvira Hutabarat diperbarui 07 Agu 2024, 17:16 WIB
Diterbitkan 07 Agu 2024, 17:16 WIB
Sekretaris Jenderal DPP PAN Eddy Soeparno.
Sekretaris Jenderal DPP PAN Eddy Soeparno angkat bicara soal kabar calon wakil gubernur bagi Ridwan Kamil di Pilkada Jakarta 2024. (Foto: Liputan6.com/Delvira Hutabarat).

Liputan6.com, Jakarta Sekretaris Jenderal DPP PAN Eddy Soeparno angkat bicara soal kabar calon wakil gubernur bagi Ridwan Kamil di Pilkada Jakarta 2024.

Di mana dikabarkan cawagub Ridwan Kamil berasal dari PKS.

“Itu masih belum final ya, karena masih tahapan pembahasan. Dan ini saya rasa nanti para ketua umum lah yang akan menyampaikan itu,” kata Eddy di Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta, Rabu (7/8/2024).

Sementara terkait partai mana saja yang akan merapat ke KIM, dia menyebut akan ada beberapa partai yakni PKS, PKB dan NasDem.

“Kalau adanya KIM Plus itu, siapapun partainya, apakah tambahnya itu melibatkan partai-partai di luar KIM seperti Nasdem, PKB atau PKS, tentu itu merupakan tambahan vitamin untuk kita,” kata Eddy.

Menurut dia, KIM Plus akan sangat bermanfaat untu hadapi pilkada di daerah strategis.

"Terutama menghadapi pilkada di tempat-tempat yang strategis, ya seperti daerah khusus Jakarta itu, kan provinsi strategis," pungkasnya.

Sebelumnya, Eddy membantah kabar yang menyebutkan pembentukan Koalisi Indonesia Maju (KIM) Plus untuk menjegal Anies Baswedan maju Pilkada Jakarta.

Eddy menyebut, peluang Jakarta memiliki dua paslon tetap terbuka. "Bagaimana cara menjegalnya gitu ya. Tapi yang namanya kita berpolitik kan kita berpolitik ingin guyub ya, ingin guyub, ingin maju. Demokrasi juga harus tetap hidup. Jadi peluang bagi terciptanya dua pasangan calon untuk berlaga baik di Jakarta maupun di Jawa Barat, ya saya kira itu tetap terbuka, terbuka luas ya," kata Eddy di Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta, Rabu (7/8/2024).

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.


Bantah KIM Siapkan Kotak Kosong

Eddy juga membantah bahwa KIM mendorong agar terjadi kotak kosong di Pilkada Jakarta. Dia mengatakan, tidak ada desain untuk menciptakan kotak kosong di pilkada.

Dia mengatakan, kotak kosong bisa terjalin ketika semua partai-partai sepakat mengusung pasangan calon yang sama. "Ya apakah karena ada ikatan ya emosional atau karena ada pandangan bahwa ini adalah calon yang terkuat," kata dia.

Dia menegaskan tak ada konspirasi untuk mengggalkan Anies di Jakarta. "Tetapi tidak ada pertimbangan lain di luar itu. Jadi kalau sampai ada teori konspirasi untuk menggagalkan salah satu calon untuk maju di Pilgub ini, tidak ada," kata dia.

Partai Gerindra menegaskan terbentuknya Koalisi Indonesia Maju (KIM) Plus bukan untuk menjegal Anies Baswedan di Pilkada Jakarta.

Ketua Harian DPP Partai Gerindra Sufmi Dasco Ahmad menyebut, KIM Plus terbentuk untuk kemajuan Indonesia ke depan. Bukan hanya sekedar Pilkada serentak 2024.

"Kim Plus ini dibentuk untuk kemajuan Indonesia ke depan. Tidak hanya sebatas pilkada," kata Dasco, di Gedung Nusantara II DPR RI, Senayan, Jakarta, Senin (5/8/2024).

 


Gerindra Tegaskan KIM Plus Bukan Untuk Menjegal Anies Baswedan di Pilkada Jakarta

Dia mengatakan, dalam demokrasi tidak ada yang bisa melarang partai politik untuk mencalonkan siapapun di Pilkada serentak 2024.

"Sekarang ini alam demokrasi. Kalau partai politik ingin mencalonkan siapa kan kita juga enggak bisa melarang," ujar dia.

Saat ditanya apakah KIM Plus yakni PKS dan NasDem, Dasco enggan menjawab.

"Plusnya lebih dari satu," imbuh Dasco.

Justru, komposisi KIM Plus baru diketahui dari pernyataan Ketua Dewan Pembina Badan Pemenangan Pemilu (Bappilu) Partai Golkar Idrus Marham.

"Ya jadi ada ketika itu adalah sekali lagi ada NasDem, ada PKB dan khusus untuk pilkada akhir-akhir ini juga berkembang ada dari PKS," kata dia, kepada wartawan, di Jakarta, Kamis 1 Agustus 2024.

Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya