Liputan6.com, Jakarta - Partai Hanura diprediksi sulit lolos dari ambang batas parlemen atau parliamentary threshold sebesar empat persen. Prediksi itu diungkap oleh lembaga survei Indikator Politik Indonesia dan Charta Politika.
Menanggapi hal itu, Wakil Ketua Umum Partai Hanura Gede Pasek Suardika justru enggan ambil pusing. Sebab, kata dia, hasil survei tersebut tidak menjangkau persentase kekuatan kader dan caleg untuk menggeret elektabilitas Hanura.
"Sebab survei tersebut kan bukan survei kombinasi partai, caleg dan dapil. Hanya memotret partai saja, jadi wajar berbeda," kata Pasek saat dihubungi merdeka.com, Jumat (5/4/2019).
Advertisement
Hanura, lanjut Pasek, selalu bisa lolos ke parlemen melalui kinerja kadernya. Karena itu, dia yakin kali ini partai yang dipimpin oleh Oesman Sapta Odang (OSO) itu akan bisa lolos ke parlemen di Pemilu 2019.
"Dan selama ini Hanura selalu sukses ada di Senayan sejak awal dulu sampai sekarang. Pengalaman ini memiliki pengaruh kuat untuk membangun kepercayaan diri," ungkapnya.
Pasek menilai perolehan suara pemilu selalu berkaitan dengan kinerja para caleg. Hanura, tambahnya, akan mengandalkan kekuatan caleg petahana untuk menaikan elektabilitas.
"Hanura tetap menatap optimis. Sebab kami punya 1.314 anggota DPRD incumbent yang bekerja sepanjang tahun, 16 anggota DPR RI dan 13 anggota DPD RI serta tokoh-tokoh lain yang maju di pemilu kali ini," ucapnya.
"Kekuatan Hanura terletak pada kekuatan figur caleg, jadi bicara perolehan suara akan jauh berbeda dengan hasil survei," tandasnya.