MEA Bisa Dongkrak Permintaan Lahan Industri di Indonesia

Jika ASEAN Economic Community diterapkan, produsen dipastikan dapat mengakses pasar ke lebih dari 600 juta orang di 10 negara ASEAN.

oleh Liputan6 diperbarui 10 Agu 2015, 16:14 WIB
Diterbitkan 10 Agu 2015, 16:14 WIB
Kawasan Industri Sei Mangkei
(Foto: Fiki Ariyanti/Liputan6.com)

Liputan6.com, Jakarta - Pemberlakukan Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) di akhir tahun ini akan menjadikan ASEAN sebagai basis produksi dan pasar terbesar sesudah China. Dengan penghapusan aturan dan kebijakan bebas tarif, diyakini akan mendorong lebih banyak produsen pindah ke kawasan ASEAN, sehingga permintaan terhadap lahan industri bakal meningkat.

Hal tersebut diungkapkan Sekretaris Jenderal FIABCI (Federasi Real Estate Dunia) Regional Asia Pacific, Rusmin Lawin dalam perbincangan dengan Liputan6.com, Senin (10/8/2015).

Menurut dia, jika ASEAN Economic Community berhasil diterapkan, produsen dipastikan dapat mengakses pasar ke lebih dari 600 juta orang di 10 negara ASEAN. Kondisi itu menjadikan ASEAN sebagai pasar terbesar di dunia setelah China.

“Dengan jumlah penduduk ASEAN sebesar itu, dan laporan mengenai pertumbuhan segmen menengahnya yang terus meningkat setiap tahun, saya yakin banyak produsen manufaktur tertarik berinvestasi di kawasan ini termasuk di industri real estat,” kata Rusmin.

Selain peningkatan permintaan lahan industri, contoh konkrit lain dari sentiment positif dibukanya koneksi investasi ASEAN itu adalah terjadinya pertumbuhan pasar ritel di Indonesia karena konsumen dengan pendapatan lebih tinggi menuntut gaya hidup yang lebih baik, sehingga banyak peritel asing memutuskan masuk ke Indonesia.

“Peluang cukup besar, sekarang tinggal apakah kita cukup cerdas menempatkan positioning dalam persaingan ASEAN itu terlebih di sektor industri manufaktur,” ungkap pengusaha properti yang juga menjabat Wakil Sekretaris Jenderal DPP Realestat Indonesia (REI) tersebut.

Pekan lalu, Rusmin ditunjuk menjadi salah satu pembicara di IRISE International Realty Investment Summit and Expo 2015 di SMX Convention di Metro Manila, Filipina, yang membahas mengenai peluang investasi properti pasca pemberlakuan MEA.

Menurut dia, Indonesia akan bersaing dengan Filipina, Vietnam, Kamboja, dan Myanmar untuk menyerap mid-low tech industry yang bersifat padat karya, sedangkan industri hi-tech akan tetap diserap Singapura dan industri yang middle-tech akan diserap oleh Malaysia dan Thailand. 

Reporter: Muhammad Rinaldi

(Rinaldi/Gdn)

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya