Liputan6.com, Jakarta - PT Wijaya Karya (Persero) Tbk. (Wika) terpilih sebagai kontraktor utama Pembangunan Pos Lintas Batas Negara (PLBN) di Entikong Kabupaten Sanggau, Kalimantan Barat.
Penetapan pemenang tender pada proyek tersebut berdasarkan evaluasi administrasi, teknis, harga, kualifikasi, dan verifikasi yang telah dilakukan oleh Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (Kementerian PU-PR).
Corporate Secretary Wika Suradi mengungkapkan, proyek senilai Rp152,49 miliar ini dikerjakan di atas lahan seluas 80.003 m2 dan rencananya akan dibangun PLBN dengan luas bangunan seluas 19.493 m2 di zona inti, sub inti, dan pendukung.
Advertisement
Baca Juga
Proyek Pembangunan Pos Lintas Batas Negara di Entikong Kabupaten Sanggau, Kalimantan Barat berlangsung selama 12 bulan kalender kerja, mulai 11 Agustus 2015 hingga 12 Agustus 2016.
Lingkup pekerjaan Perseroan meliputi: struktur, arsitektur, mechanical, eletrical, plumbing, dan Elektronika. Pada tahap pertama, pekerjaan difokuskan kepada pembangunan bangunan utama, kargo, utilitas dan pos pemeriksaan.
"Pembangunan Pos Lintas Batas Negara (PLBN) di Entikong Kabupaten Sanggau, Kalimantan Barat ini amatlah strategis karena Entikong adalah gerbang besar yang strategis untuk lalu-lintas kegiatan perekonomian antara Indonesia dan Malaysia," kata Suradi, Senin (28/12/2015).
Selain itu revitalisasi PLBN ini dibangun juga untuk meningkatkan efektivitas dan/atau mobilitas keluar masuk orang, logistik, dan barang dari kedua negara yang terbilang tinggi. Selain di Entikong, PLBN lainnya yang juga tengah dibangun diantaranya di Auk dan Nangau Badau.
Seperti diketahui, melihat dari kinerja perusahaan sendiri, PT Wijaya Karya (Persero) Tbk membukukan penjualan sebesar Rp 8,09 triliun pada kuartal III 2015 kemarin. Angka penjualan tersebut menurun 6,04 persen jika dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya yang tercatat Rp 8,61 triliun.
Sementara laba yang dapat didistribusikan ke pemilik entitas induk per kuartal III tahun ini mencapai Rp 390,49 miliar, turun tipis 2,55 persen dari tahun 2014 (year on year).
Suradi menjelaskan dari capaian kinerja pada kuartal III tersebut, penjualan WIKA (tidak termasuk penjualan KSO) mencapai sekitar 48,91 persen dari target 2015 yang tercatat Rp 16,54 triliun.
"Sementara untuk laba yang dapat diatribusikan ke pemilik entitas induk baru mencapai 51,09 persen dari target 2015 yang tercatat Rp 764,52 miliar," ujarnya.
Menurut Suradi, target tersebut sulit dicapai karena adanya perlambatan ekonomi Indonesia yang nyata pada 2015 ini. Selain itu, pembebasan lahan juga menjadi kendala yang berdampak pada realisasi pengerjaan proyek.
"Selain itu, adanya perubahan nomenklatur organisasi kementerian yang berpengaruh pada pencairan pembayaran pekerjaan dan proses pelelangan dan pelaksanaan proyek 35.000 MW yang baru dimulai di akhir tahun 2015 juga menjadi alasan target sulit tercapai," ucapnya. (Yas)