Dynamic Facade: Tampilan Gedung Tak Sekadar Hiasan

Selama ini fasad atau tampilan luar sebuah gedung hanya untuk memenuhi fungsi estetika, agar gedung tampak cantik.

oleh Anto Erawan diperbarui 12 Apr 2016, 19:00 WIB
Diterbitkan 12 Apr 2016, 19:00 WIB
Dynamic Facade: Tampilan Gedung Tak Sekadar Hiasan
Selama ini fasad atau tampilan luar sebuah gedung hanya untuk memenuhi fungsi estetika, agar gedung tampak cantik.

Liputan6.com, Jakarta Selama ini fasad atau tampilan luar sebuah gedung hanya untuk memenuhi fungsi estetika, agar gedung tampak cantik. Kendati statis, fasad sejumlah gedung bersejarah memiliki peranan untuk mewarnai, bahkan menjadi ikon dari lingkungan tersebut.

Seperti ditulis Rumah.com, gedung Sydney Opera dan Oslo Opera House merupakan beberapa gedung yang memiliki desain fasad unik dan menjadi ikon yang membawa nama negaranya.

Sejumlah arsitek di berbagai negara kemudian berpikir bahwa fasad bisa dibuat lebih dari sekadar estetika bagi gedung dan lingkungan, tapi juga bisa memberikan manfaat bagi gedung dan penghuninya, serta menjadikan gedung lebih ramah lingkungan dan berkelanjutan.

Mereka berpikir, dengan intervensi teknologi, fasad bisa dibuat bergerak, sehingga lebih dinamis meningkatkan keunikan gedung, manfaat bagi penghuninya, serta meminimalkan penggunaan energi.

rumah di lisbon (arch2o.com)

Fasad Fungsional
Proyek gedung yang dianggap memperkenalkan dynamic facade (fasad dinamis) dibuat pada 2007 oleh kelompok arsitek Ernst Gieselbrecht and Partner. Proyek yang diberi nama Kiefer Technic Showroom dan berlokasi Steiermark, Austria ini memiliki fasad yang dapat diatur sendiri oleh penghuninya.

Fasad gedung memiliki pelindung dari logam ringan yang dapat dilipat dan dibuka dengan sudut-sudut yang dapat diatur. Pelindung ini dapat menutup jendela seluruhnya jika penghuni tidak ada di rumah atau menginginkan ruangan dalam keadaan gelap. Sinar matahari dapat masuk sedikit jika pelindung dibuka dengan sudut yang sempit.

Jika fasad Kiefer Technic Showroom mengunakan teknologi dalam pengoperasiannya, maka yang satu ini memanfaatkan perubahan musim untuk memberikan nuansa yang berbeda untuk tampilan muka gedung.

Dimulai pada 2012, sebuah rumah di Travessa Do Patrocino yang terletak di Lisbon, Portugal ini menghiasi fasadnya dengan taman vertikal. Permukaan gedung setinggi empat tingkat ini diisi sekitar 25 jenis tumbuhan mediterania dengan jumlah total sekitar 4500 tanaman.

Di sela-sela taman tersebut diletakkan alat penyiram otomatis yang akan memberi air yang cukup di setiap musimnya. Setiap pergantian musim, maka tampilan fasad akan berubah sesuai pertumbuhan tanaman yang memang menjadi ciri khas di musim yang sedang dijalani.

Kedua contoh dynamic facade tersebut meningkatkan fungsi muka gedung, karena selain menambah keindahan gedung, juga membantu penghuni mengatur cahaya matahari yang masuk dan untuk penghijauan di lahan vertikal.

Tampilan fasad dapat berubah sesuai musim atau kebutuhan pemakai. Di Jakarta, Pejaten Park adalah gedung yang sudah mulai memakai konsep dynamic facade. Apartemen yang desainnya dikerjakan oleh Codinach, konsultan arsitek asal Spanyol ini menambahkan konsep dynamic facade.

“Konsepnya memang tidak serumit dynamic facade yang ada di Eropa, tapi kami menambahkan penutup yang bisa digeser di depan balkon, sehingga penghuni dapat menutupnya jika matahari dirasa terlalu terik atau membukanya jika ingin menikmati matahari pagi,” jelas Radityo Nugroho, Direktur PT Kuala Jaya Realty, pengembang Pejaten Park.

Pintu-pintu geser tersebut, imbuhnya, selain akan memberikan wajah fasad yang bervariasi pada gedung apartemen yang berwarna-warni tersebut, juga memberikan cara bagi para penghuni untuk mengatur cahaya matahari yang masuk ke dalam apartemen.

Juliana Harsianti

Tag Terkait

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya