Investor Asing Dorong Pertumbuhan Sektor Properti

Menurut konsultan properti minat dari investor asing untuk masuk ke pasar properti di Indonesia dapat meningkatkan penjualan.

oleh Kantrimaharani diperbarui 27 Jul 2016, 13:00 WIB
Diterbitkan 27 Jul 2016, 13:00 WIB
Properti report
Menurut konsultan properti minat dari investor asing untuk masuk ke pasar properti di Indonesia dapat meningkatkan penjualan.

Liputan6.com, Jakarta Peningkatan aktivitas pasar properti di triwulan kedua tahun 2016 (kuartal kedua tahun 2016) dipengaruhi oleh peran serta investor asing yang berminat masuk ke pasar Indonesia.

Beberapa negara seperti Hongkong, Singapura, Jepang, dan Korea menaruh minat terhadap sektor-sektor properti seperti residensial, ritel, perkantoran, dan logistik industrial.

Todd Lauchlan, selaku head country konsultan properti Jones Lang Lassale (JLL) mengungkapkan adanya minat dari investor asing untuk masuk ke pasar properti di Indonesia dapat meningkatkan serta merangsang pergerakan bisnis properti ke arah yang lebih baik.

 

 

“Uniknya, kesemua sektor properti tidak selalu berada di Jakarta. Misalnya untuk sektor logistik industri dan perkantoran cukup berpotensi bila ada di sekitar Jakarta. Sedangkan sektor ritel, mereka lebih tertarik jika lokasinya berada di kota-kota sekunder atau penyangga Jakarta,” ujar Todd seperti dilansir dari laman Rumah.com.

“Dan, untuk residensial lokasi di luar kota Jakarta sangat menarik di mata para investor asing di tahun ini,” ia menambahkan.

Supply and demand (penawaran dan permintaan) properti juga fluktuatif dari 2 kuartal terakhir (Q1 2015 – Q2 2016).

Permintaan (demand) yang fluktuatif terhitung dari Q1 2015 – Q2 2016 (sumber: Jones Lang Lassale)

Sektor perkantoran dan Industri logistik

Aktivitas pasar perkantoran pada triwulan kedua tahun 2016 didominasi oleh pergerakan relokasi, konsolidasi, efisiensi, dan penutupan dari perusahaan besar di Jakarta.

Sejumlah upaya efsiensi masih dialami para penyewa yang berhubungan dengan minyak dan gas bumi.

Sedangkan sektor IT, layanan profesional, dan bisnis e-commerce melanjutkan tren positif di triwulan ini dengan sejumlah aktivitas penambahan kantor maupun relokasi ke gedung yang lebih baik.

Tingkat serapan negatif pada triwulan ini juga turun 2% dari 87% menuju 85%. Hal ini dikarenakan penambahan jumlah pasokan baru yang cukup siginifikan.

Sehingga harga sewa ikut terkoreksi sebesar 2,8% pada kelas premium. Kami memprediksi harga sewa akan mengalami kelanjutan penurunan sampai dua tahun ke depan.

Di Jakarta, potensi properti untuk kelas premium paling banyak diminati oleh para ekspart yang bekerja di Indonesia dalam kurun waktu 5 tahun hingga 10 tahun.

“Jika dahulu perusahaan minyak dan gas sedang naik, ekspat banyak yang tinggal di Jakarta. Sedangkan saat ini, banyak peralihan asing menuju bisnis lain dalam bidang IT dan e-commerce. Nah, inilah yang membuat properti di Jakarta khususnya perkantoran mulai menggeliat,” kata James Taylor selaku kepala riset JLL.

Sektor residensial dan ritel

Dalam kesempatan jumpa media, Luke Rowe selaku Head of Residential mengatakan, lokasi yang paling diminati oleh para ekspart antara lain Surabaya, Cikarang, Karawang, dan Bekasi.

“Budaya para ekspart menginginkan hunian yang dapat menjangkau lokasi tempat bekerja dengan mudah.

Mengingat lokasi-lokasi tersebut saat ini juga sedang melakukan pembangunan kawasan yang saling terintegrasi antara hunian, perkantoran, dan fasilitas ritel,” kata Luke.

Luke juga mengatakan, beberapa perkembangan ritel paling pesat terjadi di luar Jakarta. Kemunculan AEON Mall di BSD, menjadi pemancing bagi investor-investor asing untuk membuat ritel yang baru akhir tahun 2016 hingga 2017.

“Sekarang tinggal bagaimana pemerintah Indonesia menyikapi ini. Karena peran investor asing di Indonesia, khususnya untuk kepemilikan asing di Indonesia bisa mendongkrak penjualan rumah-rumah premium di Jakarta yang masih tersedia,” tambah Luke.

Feature picture: pixabay.com

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya