Daya Tarik Bekasi di Mata Pengembang Real Estat

Capital gain dari sektor apartemen di Bekasi berkisar 20% per tahun. Itu artinya, dalam lima tahun ke depan, bisa dipastikan harga akan...

oleh Fathia Azkia diperbarui 06 Mar 2017, 07:54 WIB
Diterbitkan 06 Mar 2017, 07:54 WIB
pasar properti
Ilustrasi

Liputan6.com, Jakarta Sebagai salah satu kota penyangga Jakarta yang didukung dengan pengembangan infrastruktur, pertumbuhan pasar properti di Bekasi saat ini tengah memperlihatkan tren yang cukup bagus.

Hal ini ditandai dengan masuknya pengembang kelas kakap Summarecon dan sejumlah pengembang besar lain yang dinilai sebagai indikator tren properti Bekasi. Tak mau ketinggalan, pengembang lain pun ikut menyerbu termasuk Pollux Properties.

Pengembang properti asal negeri singa ini melihat Bekasi sebagai suatu peluang, sehingga memacu mereka untuk mengembangkan proyek mega superblok Gangnam District yang didirikan di atas lahan seluas 2,5 hektar.

Baca juga: Bekasi Di-Bully, Bekasi (Makin) Diminati

Nico Po, CEO Pollux Properties, mengatakan “Hunian yang didukung dengan kelengkapan infrastruktur dan sarana aksesibilitas relatif masih jarang ditemukan di Bekasi.

Oleh karenanya, kami melihat Bekasi sebagai salah satu kota yang punya potensi investasi menjanjikan untuk proyek properti skala besar,” ucapnya.

Sementara itu, Sales dan Marketing Director Pollux Properties, Maikel Tanuwidjaja, meyakini capital gain dari sektor apartemen di Bekasi berkisar 20% per tahun. Itu artinya, dalam lima tahun ke depan, bisa dipastikan harga yang terpampang saat ini akan naik 100%.

(Simak ulasan terlengkap apartemen di Bekasi)

“Kami melihat sendiri, rata-rata capital gain apartemen di Bekasi saat ini antara 15%-20% per tahun. Sedangkan rental yield untuk tipe studio saja sekitar Rp3,5 Juta sampai Rp4 Juta,” ia menjelaskan.

“Padahal ini dengan catatan, infrastruktur yang bakal hadir di Bekasi masih sebatas tahap awal. Jadi bisa dibayangkan bagaimana perkembangan harganya ketika infrastruktur sudah rampung,” tambahnya.

Salah satu infrastruktur baru yang akan segera dinikmati warga Bekasi adalah Tol Becakayu (Bekasi-Cawang-Kampung Melayu). Sementara yang sedang dalam tahap pengembangan yaitu Light Rapid Transit (LRT), yang mampu menghubungkan Bekasi-Cawang dalam waktu lebih singkat.

Rutin Mengalami Kenaikan

Menurut Wasudewan, Country Manager Rumah.com, median harga properti di Bekasi saat ini berada di kisaran Rp6,5 juta/meter persegi sepanjang tahun 2016.

Baca juga: Bekasi, ‘Planet’ yang Nyaman untuk Tempat Tinggal

“Tahun ini, pemerintah telah menargetkan pengoperasian jalan tol Bekasi – Cawang – Kampung Melayu seksi I (segmen Pangkalanjati – Jakasampurna) sepanjang 8,28 km. Rencana ini turut mendongkrak kenaikan harga properti di area Bekasi,” katanya.

“Data Rumah.com mencatat terjadi kenaikan sekitar 1% setiap bulan sepanjang tahun kemarin di wilayah ini. Pada Desember 2016, median harga hunian di Bekasi bisa mencapai Rp6,8 juta/meter persegi,” imbuh Wasudewan.

Selain infrastruktur, Bekasi juga menyimpan potensi di sektor industri. Cikarang, yang merupakan satu dari tujuh zona kawasan industri di Kabupaten Bekasi, merupakan lokasi dari 4.000 perusahaan yang mempekerjakan sekitar 21.000 ekspatriat.

Perkembangan properti di Cikarang tak lepas dari peran tiga pengembang besar, yakni Jababeka dengan lahan 5.600 hektar, Lippo Cikarang (3.000 hektar), dan Sinar Mas Land yang mengembangkan Kota Deltamas (3.000 hektar).

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya