Liputan6.com, Jakarta Berdasarkan survei penduduk antar sensus (Supas) 2015 jumlah penduduk Indonesia pada 2019 diproyeksikan mencapai 266,91 juta jiwa. Dampak langsung atas pertumbuhan penduduk tersebut adalah turut meningkatnya permintaan akan hunian.
Dan pada tahun 2016, Bank Dunia juga merilis laporan bahwa kebutuhan rumah di Indonesia mencapai 920 ribu unit per tahun, sedangkan angka ketersediaan hanya mencapai 400 ribu unit per tahun. Kondisi ini tentu saja merupakan potensi pasar yang besar yang bisa dibidik para pengembang.
Dan faktanya, permintaan akan hunian yang akan secara langsung dihuni lebih banyak pada segmen rumah tapak dibandingkan dengan apartemen. Segmen konsumen rumah tapak mayoritas juga merupakan end-user yang akan menempati secara pribadi. Sedangkan konsumen apartemen masih lebih banyak diburu oleh segmen investor sebagai bisnis sewa properti sehingga memperoleh pemasukan.
Advertisement
Pulung Prahasto, Direktur Teknik dan Pengembangan Usaha PT Adhi Persada Properti mengatakan, "Potensi hunian tapak kedepan akan tumbuh stabil, seiring dengan pertumbuhan penduduk. Kami optimis, dengan konsep hunian tapak yang memiliki halaman, serta status kepemilikan, akan menjadikan hunian ini tetap menjadi pilihan masyarakat, khususnya yang mencari hunian pertama. Berbeda segmen dengan hunian vertikal yang rata-rata menjadi pilihan untuk investasi bagi investor, keberadaan hunian tapak merupakan pilihan bagi masyarakat yang mencari hunian untuk ditinggali.”
Ketahui dinamika pasar properti di Indonesia, termasuk sentimen pasar dari sudut pandang pembeli lewat Rumah.com Property Index!
Hunian Tapak Mendapat Respon Positif dari Masyarakat
Dan PT Adhi Persada menjadi salah satu pengembang yang jeli membidik potensi pasar rumah tapak ini. Pengembang ini kian agresif dalam mengembangkan hunian tapak di portfolio proyeknya, selain pengembangan hunian vertikal yang sudah berjalan.
Terdapat beberapa proyek hunian tapak yang kini tengah dikembangkan anak usaha PT Adhi Karya (Persero) ini yang tersebar di wilayah Jawa Barat dan Jawa Timur. Proyek tersebut antara lain Taman Dhika Sidoarjo Kota, Taman Dhika Batu Tulis dan yang terakhir adalah The Anggana Village.
Pulung Prahasto menambahkan, "Untuk proyek yang sedang berjalan, yaitu Taman Dhika Sidoarjo Kota, Taman Dhika Batu Tulis dan The Anggana Village, nilai proyek mencapai sekitar Rp2 triliun. Total nilai tersebut terdiri dari Rp750 miliar untuk Taman Dhika Sidoarjo Kota, Rp250 miliar untuk Taman Dhika Batu Tulis, dan Rp1 triliun untuk The Anggana Village. Konsep hunian tapak yang kami kembangkan, tentu kami sesuaikan dengan kebutuhan konsumen, baik dari sisi penataan lingkungan, kualitas bangunan, fasilitas dan lain-lain.”
Temukan beragam tips, panduan, dan informasi mengenai pembelian rumah, kpr, pajak, hingga legalitas properti di Panduan Rumah.com
Untuk Taman Dhika Batu Tulis, saat ini penjualannya sudah mencapai 60%. Dikembangkan di atas lahan seluas mencapai 10 Ha dengan jumlah hunian sebanyak 400 unit, kawasan hunian tapak di Bogor ini cukup mendapat respon positif dari masyarakat. Dipasarkan mulai harga Rp670 juta, kawasan hunian ini menyediakan berbagi tipe sesuai dengan kebutuhan konsumen.
Advertisement
Hunian Tapak Masih Memiliki Potensi Tinggi
Senada dengan Taman Dhika Batu Tulis, APP juga tengah mengembangkan hunian tapak di Sidoarjo, Jawa Timur. Hunian tapak yang membidik pasar kelas menengah di Surabaya dan sekitarnya ini, dikembangkan di lahan seluas 30 Ha, dengan harga jual mulai dari Rp700 juta-an. Total hunian yang akan dibangun mencapai lebih dari 1.200 unit dan penjualannya telah mencapai 70%.
Kawasan hunian yang dikembangkan oleh APP selanjutnya terletak di Cibinong, yaitu The Anggana Village, yang dibangun di lahan mencapai 8,5 Ha dan berdekatan dengan Stadion Pakansari. Hunian yang memiliki konsep “Smart Living” ini akan dilengkapi infrastruktur terintegrasi untuk mendukung penerapan teknologi terkini yang dapat memudahkan kebutuhan para penghuninya. Per unitnya ditawarkan mulai dari Rp800 juta – Rp1 miliar dan telah terserap sebanyak 45%.
Selain proyek yang sudah dijabarkan di atas, sebelumnya APP juga telah mengembangkan Taman Dhika Cinere dan Taman Dhika Ciracas pada tahun 2016. Nilai kedua proyek tersebut mencapai hampir Rp80 miliar dan direspons sangat positif oleh pasar.
Wahyuni Sutantri, Direktur Pemasaran PT Adhi Persada Properti mengatakan, “Ditengah lesunya pertumbuhan hunian vertikal, proyek hunian tapak yang kami pasarkan mendapatkan respon positif dari masyarakat. Terlebih melihat angka penjualan 2019 yang cukup tinggi, membuat kami optimis ke depan bahwa segmen ini masih memiliki potensi yang tinggi untuk ditawarkan kepada masyarakat.”
Itulah sejumlah fakta yang mengungkap bahwa hunian tapak akan tumbuh stabil. Jadi mau cari rumah, ruko, apartemen, atau investasi properti? Pahami potensi wilayahnya mulai dari fasilitas, infrastruktur, hingga pergerakan tren harganya lewat Area Insider.
Hanya Rumah.com yang percaya Anda semua bisa punya rumah