Liputan6.com, Jakarta - Dua ekor harimau Sumatera (Panthera tigris Sumatrae) terpantau kamera pengintai (CCTV) milik perusahaan perkebunan di kawasan hutan terbatas, Kabupaten Mukomuko, Provinsi Bengkulu. Kondisi 2 harimau itu terlihat berjalan pincang.   Â
Kapolres Mukomuko AKBP Andhika Vishnu mengatakan, saat dilihat secara detail, satu di antara kaki 2 harimau itu ternyata buntung. Rekaman video kamera pengintai itu saat ini disimpan PT Sifef Biodiversity Indonesia yang sedang mereboisasi kawasan hutan negara.
"Kemungkinan kedua harimau itu terkena jerat pemburu liar dan bisa meloloskan diri, tetapi dalam kondisi kaki terlepas," ujar Andhika saat dihubungi di Mukomuko, Rabu (3/2/2016).
Baca Juga
Andhika menduga pemburu liar masih memburu satwa dilindungi itu. Dugaan itu diperkuat dengan pengungkapan transaksi perdagangan kulit dan organ tubuh harimau, di sebuah hotel Kecamatan Penarik, beberapa hari terakhir. Penangkapan itu menetapkan 2 petani sebagai tersangka.
"Populasi harimau di wilayah Kabupaten Mukomuko saat ini sangat jauh berkurang 5 tahun ke belakang, kami masih melihat jumlahnya masih di atas 100 ekor. Saat ini mungkin hanya 50 hingga 60 ekor saja yang terpantau," jelas dia.
Secara terpisah, Kepala Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Provinsi Bengkulu Anggoro Dwi Sujianto mengatakan, pihaknya sedang mempersiapkan lokasi membangun pusat rehabilitasi harimau di Taman Wisata Alam (TWA) Seblat Bengkulu Utara. Luasnya lebih dari 7.000 hektare.
Jika harimau yang buntung tersebut bisa ditangkap dan diserahkan kepada pihak BKSDA, mereka menyatakan siap merawat.
"Saat ini, kami sudah memiliki 2 unit kandang ukuran 5x5 meter. Salah satunya sudah dihuni oleh harimau jantan bernama Giring," tandas Anggoro.