Rahasia Mi Ayam Tumini, Sehari Laku 700 Mangkuk

Mi Ayam Tumini ini sudah sejak tahun 1990. Buka setiap hari dari jam 10.00 - 18.00 WIB

oleh Yanuar H diperbarui 16 Mar 2016, 20:20 WIB
Diterbitkan 16 Mar 2016, 20:20 WIB
Rahasia Mi Ayam Tumini, Sehari Laku 700 Mangkuk
Mi Ayam Tumini ini sudah sejak tahun 1990. Buka setiap hari dari jam 10.00 - 18.00 WIB

Liputan6.com, Yogyakarta - Sekilas dari luar warung Mi Ayam Tumini di Jalan Imogiri Timur, Umbulharjo, Yogyakarta seperti warung mie ayam biasa. Namun dari luar terlihat berderet panjang sepeda motor parkir depan warung.

Menurut Eko, juru parkir warung mi ayam, dalam sehari ada sekitar 400 motor parkir di depan warung yang terletak di utara terminal Giwangan ini.

"Sehari bisa 450-an motor di sini biasanya sampai jam 5 paling malam jam 7," ujar Eko, Rabu (16/3/2016).

Triyanto, karyawan warung ini, mengatakan jika warung Mi Ayam Tumini ini sudah sejak tahun 1990. Dalam sehari bisa menjual mie ayam sebanyak 700 mangkuk.

"Sehari bisa 500-700 mangkuk. Kalau ayamnya habis ya sudah tutup. Tergantung ayamnya," papar Eko.

Triyanto mengatakan, setiap hari warungnya buka mulai pukul 10.00 Wib. Namun jam tutupnya bisa bervariasi antara jam 6 petang. Seringnya warungnya tutup sekitar pukul 16.00 wib.

"Ga ada hari libur. Setiap hari buka. Buka dari jam 10.00-sampai jam 18.00 tapi biasanya jam 4 atau 4.30 sudah habis," imbuh Eko.

Salah satu pelanggan, Yulianti, mengatakan Mi Ayam Tumini ini berbeda dengan lainnya. Perbedaan itu terletak pada kuah dan bumbunya yang sangat kental dan kuat. Sehingga ia rela jauh-jauh datang demi menikmati semangkuk mi.

"Bumbunya kental kalo yang lain itu biasa ini kayak kari ayam. Kalo yang kayak gini ya disini doang. Kalo rasa mi mungkin hampir sama dengan yang lain," ujar Yuli.

Yulianti menyebut ia sering datang ke warung ini bersama teman-temannya. Ia mengaku mengenal mi ayam Tumini saat diajak teman kerjanya. Sejak saat itu ia seperti ingin selalu menikmati mi ayam ini.

"Sebulan sampai lima kali ada lah. Pas pengin aja. Soalnya jauh juga rumahnya di Maguwoharjo," ujarnya.

Sementara dari pantauan liputan6.com mi ayam Tumini tampak berbeda pada tampilan pertamanya. Kuah yang memenuhi mi ayam terlihat sekali sehingga hampir mienya tidak terlihat. Mi yang ditawarkan terasa lebih besar dari mi biasanya.

Ketika dimakan rasa yang ditawarkan cenderung bervariasi antara rasa manis dan gurih bercampur. Jika ditambah sedikit sambal maka rasa akan menjadi bertambah pedas terasa di lidah.

Live Streaming

Powered by

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya