Liputan6.com, Serang - Banyaknya industri kimia berdiri di Provinsi Banten, khususnya Cilegon dan Serang Timur, meningkatkan kerawanan kebakaran yang dipicu bahan kimia. Namun, kerawanan itu belum didukung fasilitas pemadam kebakaran yang memadai sehingga berpotensi membahayakan masyarakat sekitar.
"Mereka (industri besar) punya alat pemadamnya sendiri, tapi masih kekurangan, baik sarana, prasarana, dan personel kurang," kata Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (BPBD) Banten, Sumawijaya, Selasa, 5 April 2016.
Tak hanya industri kimia yang belum melengkapi fasilitas alat pemadam dan rescue (Apar), sejumlah kantor pemerintahan di Kawasan Pusat Pemerintahan Provinsi Banten (KP3B) Kota Serang juga belum memiliki alat pemadam kebakaran yang memadai. Padahal, ketersediaan fasilitas itu dibutuhkan untuk mencegah kebakaran meluas.
Baca Juga
"Setiap kantor harus ada hidran biar Damkar tidak kesulitan mencari air. Hanya beberapa dinas yang belum. Nanti saya buat edaran untuk memenuhi itu," ujar Sumawijaya.
Sumawijaya juga menyampaikan damkar yang berada di bawah naungan BPBD belum mengecek kondisi alat pemadam dan fasilitas penyelamatan bencana dari seluruh pabrik yang ada di wilayah Banten. Padahal, pengecekan wajib dilakukan untuk memastikan kesiapan industri mengatasi kebakaran.
"Ke depan harus dilakukan untuk mengantisipasi kebakaran," kata Sumawijaya.