Liputan6.com, Palembang - Generasi 90-an pasti mengenal mainan kapal berbahan logam yang mengeluarkan bunyi berisik yang terdengar seperti "tek..tek..tek" saat berlayar di permukaan air. Sebagian orang menyebutnya otok-otok, tapi warga Sumatera Selatan menamainya kapal ketek.Kapal ketek berukuran besar merupakan salah satu alat transportasi andalan yang hilir mudik di bentangan Sungai Musi, Sumsel. Ikon Sungai Musi itu kemudian dibuat dalam bentuk mainan yang sempat jadi primadona anak-anak zaman dulu.Seiring perkembangan zaman, mainan sederhana itu kalah bersaing dengan mainan berteknologi teknologi. Saat Liputan6.com menyambangi Pasar Tradisional 16 Ilir Palembang, hanya beberapa pedagang mainan tradisional yang masih bertahan berjualan Kapal Ketek itu, jauh menurun dibandingkan zaman dulu.Sayati (65), salah satu pedagang mainan Kapal Ketek, menuturkan penjualan mainan itu lebih sedikit dibandingkan beberapa tahun lalu.
Baca Juga
"Memang masih banyak yang minat, tapi tidak seramai beberapa tahun lalu. Biasanya yang beli memang anak-anak, karena harganya murah dan cara mengoperasikannya juga mudah," ujar Sayati kepada Liputan6.com, Selasa, 26 April 2016.Saat muda, kata Sayati, kapal ketek itu menjadi permainan mayoritas anak-anak pada masanya. Kini, untuk mendapatkan stok Kapal Ketek saja agak sulit dan harus dikirim dari luar Pulau Sumatera.Sama halnya dengan Eci (24), penjual kapal ketek yang baru berjualan sekitar lima bulan lalu. Pria lajang itu memilih berjualan Kapal Ketek karena jumlah pedagang mainan itu sudah sedikit di Palembang."Sedikit yang jualan, makanya saya mencoba jualan ini karena saingannya juga sedikit. Banyak anak-anak yang beli, tapi tidak terlalu banyak," kata Eci.Satu unit mainan Kapal Ketek dijual dengan harga Rp 10 ribu. Mainan itu bisa dimainkan dengan meletakkannya di permukaan air dalam ember kecil. Cara mengoperasikannya adalah dengan menggunakan air, bahan bakar minyak goreng, kapas dan korek api.Sebelum bisa dijalankan, kapal ketek diberi air pada buritan kapal. Lalu kapas yang diletakkan di corong pembakar diberi minyak goreng dan dibakar. Setelah api hidup, corong pembakar dimasukkan ke tengah badan kapal ketek. Setelah panas, kapal ketek akan berjalan dengan memutari ember.Penggunaan bahan bakar minyak goreng akan lebih awet dan lama dibandingkan minyak tanah. Mainan Kapal Ketek terbuat dari aluminium tipis. Untuk mendapatkan mainan itu, para pedagang harus memesan dari Jawa Barat.