Liputan6.com, Yogyakarta - Pedagang ngabuburit di kawasan lembah UGM, Jalan Olahraga-Notonegoro, menolak direlokasi ke area lingkar timur atau selatan Polsek Bulaksumur. Mereka memilih bertahan di Jalan Olahraga-Notonegoro dengan pertimbangan lokasi lebih strategis dan sudah terbiasa.
"Dalam pertemuan dengan UGM kemarin Selasa hasilnya mengambang, kami tidak ingin dipindah ke Lingkar Timur. Kami tetap di Jalan Olahraga-Notonegoro dengan menerapkan beberapa aturan sendiri," ujar Yoga Adi Pratama, Ketua Paguyuban Pedagang Ngabuburit UGM, Rabu, 8 Juni 2016.
Ia menguraikan beberapa aturan yang diterapkan untuk pedagang ngabuburit antara lain, mulai berjualan pada pukul 16.00 WIB, tidak berjualan di bahu jalan, tidak berjualan di beberapa titik tertentu, misal di depan pintu masuk kampus, dan sebagainya.
Menurut dia, pertemuan dengan UGM berjalan kondusif walaupun belum menemukan titik temu. Yoga mengaku tidak ada tindakan represif yang dilakukan pihak kampus.
Baca Juga
Pihak UGM yang hadir dalam pertemuan, antara lain Wakil Rektor II dan Kepala DPPA, sedangkan para pedagang diwakili LBH Jogja dan ketua paguyuban.
Polemik berjualan saat ngabuburit di kawasan Lembah UGM itu bermula saat para pedagang menerima surat pelarangan berjualan dari Wakil Rektor Bidang Sumber Daya Manusia dan Aset UGM pada 25 Mei lalu.
UGM bermaksud mengatur masalah keselamatan berkendara, kenyamanan, dan kelancaran arus lalu lintas di ruas jalan tersebut, mengingat kawasan itu juga akan direnovasi oleh Kementerian Pekerjaan Umum Direktorat Bina Marga. Hal itu juga sudah dibenarkan oleh Kepala Bagian Humas dan Protokoler UGM Ifa Ariani.