Liputan6.com, Jembrana - Warga Subak (pengairan) Pangkung Liplip, Desa Kaliakah, Kecamatan Negara, Jembrana, Bali mengeluhkan adanya limbah babi dari peternakan di wilayah tersebut. Limbah diduga dibuang sembarangan sehingga mencemari saluran irigasi di areal persawahan warga.
Tak hanya itu, limbah babi juga dikabarkan memicu terjadinya pendangkalan di saluran irigasi. Ini karena limbah yang tadinya cair berubah menjadi padat. Petani juga kesulitan turun ke sawah lantaran banyaknya kotoran babi di tengah sawah.
"Kami jijik kalau turun ke sawah karena banyak ada kotoran babi," ujar seorang petani Ketut Tekok di Jembrana, Bali, Rabu 23 Juni 2016.
"Di samping itu kotoran babi sangat berbau dan membuat gatal," sambung dia.
Baca Juga
Sejumlah petani berharap limbah itu dapat dikelola dengan baik oleh pemilik peternakan. Mereka juga mengharapkan bantuan pemerintah untuk membuat saluran irigasi permanen.
Â
"Kondisi ini. sudah lama terjadi. Kami minta pihak terkait segera turun untuk mengecek dan agar pihak pemilik peternakan jangan membuang limbah sembarangan," ucap Ketut.
Â
Limbah babi masuk ke areal persawahan karena diduga pemilik kandang sengaja membuka septic tank ke aliran irigasi. Diketahui lebih dari 10 hektare sawah tercemar limbah kotoran babi.
Sementara itu, saat dikonfirmasi terpisah,‎ pemilik peternakan babi Santoso Hartono mengatakan, kotoran-kotoran ternaknya itu sengaja dibuang ke sawah supaya tanah di persawahan menjadi subur.‎
"Ada beberapa petani anggota subak yang ikut bekerja di kandang saya justru bilang sawah lebih subur dibuangi kotoran babi," tutur Santoso.
Advertisement