Liputan6.com, Palu - Pengejaran terhadap sisa-sisa pengikut kelompok sipil bersenjata Mujahidin Indonesia Timur (MIT) pimpinan Santoso terus dilakukan. Hingga kini, tim gabungan TNI-Polri yang masuk dalam Satuan Tugas (Satgas) Operasi Tinombala juga mengintensifkan razia di pintu masuk dan keluar Kabupaten Poso.
Kabid Humas Polda Sulawesi Tengah, AKBP Hari Suprapto mengatakan, pasca-baku tembak yang menewaskan pimpinan MIT dan pengikutnya itu, seluruh personel yang masuk dalam Satgas diinstruksikan khusus untuk memanfaatkan momen oleh Kapolri dan Panglima TNI.
"Instruksi itu, selain terus melanjutkan pengejaran, juga penyekatan dengan mengintensifkan razia di pintu dan masuk keluar Poso," terang Hari di Palu, Kamis (28/7/2016).
Sejauh ini, kekuatan yang dimiliki MIT pasca-tewasnya Amir tertinggi di kelompok yang telah terafiliasi dengan MIT tersebut semakin melemah. Bahkan, berdasarkan laporan intelijen peralatan perang mereka tidak sekuat dulu.
Saat ini, mereka hanya memiliki tiga pucuk senjata api organik dengan satu toples amunisi aktif pelbagai kaliber. Meski ketersediaan bahan peledak banyak, seperti bom rakitan jenis lontong dan rantang, sudah tidak bisa digunakan lagi.
Baca Juga
"Peralatan perang, khususnya bom rakitan itu punya batasan. Kalau tidak dirawat dengan baik pasti tidak bisa digunakan. Nah, kondisi mereka di sana otomatis tidak bisa merawat dengan baik, sehingga dapat dipastikan banyak peralatan perang mereka selain senjata api tidak berfungsi lagi," jelas Hari.
Menurut Hari, kemungkinan pengikut MIT yang tersisa tinggal mempertahankan diri dengan lari bersembunyi dari kejaran Satgas. "Termasuk bagaimana mempertahankan diri untuk tetap hidup dengan mencari makan di hutan. Karena akses mereka sekarang terbatas dengan adanya penyekatan yang kita lakukan," ucap Hari.
Kepala Satgas Operasi Tinombala 2016, Kombes Leo Bona Lubis menambahkan target utama operasi agar bisa segera menangkap pengikut MIT yang tersisa 18 orang.
"Untuk kapan target itu kami belum bisa patokkan. Yang pasti harapannya semua bisa tertangkap," kata Leo saat dimintai keterangan terpisah.
Dia mengaku, seluruh MIT yang ada saat ini sudah dipetakan hanya tinggal menunggu waktu penangkapan. "Tunggu saja, pasti kawan-kawan nanti dapat kabarnya," ujar Leo.
Jajaran Polda Sulteng sampai saat ini juga sudah mengimbau keluarga pengikut MIT khususnya yang berasal dari Poso untuk membantu pihak kepolisian.
"Imbauannya agar keluarga mereka yang masih berada di gunung untuk diajak turun gunung dan mengikuti proses hukum yang berlaku. Kan enak kalau mereka bisa kembali bersama keluarganya masing-masing," ucap Leo.