Liputan6.com, Pontianak - Empat warga Pontianak, Kalimantan Barat (Kalbar) bekerja di Jakarta terkecoh oleh ocehan penipu yang mengaku teperdaya oleh taksi yang ditumpanginya. Peristiwa ini berawal dari adanya seseorang yang mengaku dari Brunei ingin membantu Masjid Istiqlal dari Kerajaan Brunei Darussalam.
Seperti dituturkan Kepala Bidang Humas Polda Kalbar Komisaris Besar Polisi Suhadi SW, para pelaku ini berlagak seolah-olah tertipu oleh pengemudi taksi.
"Di mana katanya ia dari Holten Sultan tujuan Masjid Istiqlal. Namun dalam perjalanan ia diturunkan di Atrium Senen. Pelaku berkeluh kesah katanya ia membawa bantuan dari Sultan Brunei sebanyak Rp 9 miliar," ucap Suhadi di Kota Pontianak, Kamis, 8 September 2016.
Advertisement
Suhadi menuturkan, ia minta kepada korban yang tidak mau disebutkan identitasnya itu mengantar ke Masjid Istiqlal. Karena kegiatannya padat, si korban ini tidak mau mengantar. Namun tiba-tiba datang seseorang yang mengaku bernama Irwansyah ikut nimbrung sambil menyalami korban.
"'Kasihan orang mau bantu malah kena tipu, ayo kita antar,' kata kelompok penipu. Korbannya pegawai swasta ada, pegawai negeri juga ada, pengurus masjid juga ada," kata Suhadi.
Baca Juga
Suhadi melanjutkan, akhirnya mereka bertiga berangkat menggunakan mobil pelaku, setelà h sampai di Istiqlal. "Pelaku hanya berucap, 'Besaknya cik (besarnya tuan) masjidnya.' dengan logat Brunei."
Setelah itu, mereka bertiga mencari anjungan tunai mandiri atau ATM, di situ ada ATM Mandiri dan ATM BCA. Di dalam ATM itu pelaku seolah-olah memperlihatkan kepada korban bahwa pelaku ada uang Rp 9 miliar di dalam rekeningnya.
Uang Terkuras
Pelaku pun meminta ATM korban untuk ditransfer. Uang dalam ATM Rp 180 juta lebih milik korban ludes tak bersisa. Penipu itu kemudian meminta lagi ATM yang lain untuk ditransfer. Itu pun ludes hanya disisakan Rp 1.500 dari Rp 40 juta lebih.
"Setelah uang terkuras habis korban diantar ke Atrium Senen sambil memberikan US$ 100 dolar. Katanya minta tolong belikan tiket untuk ke Pontianak. Setelah uang dolar dicairkan, korban menelpon mau menanyakan nama lengkap pelaku untuk ditulis di tiket. Namun yang terjadi pelaku sudah tidak mengaktifkan lagi handphone-nya," ujar Suhadi.
Korban baru tersadar tertipu setelah handphone pelaku sulit dihubungi. Akhirnya, korban mengecek kedua ATM-nya ternyata telah diblokir dan uangnya telah habis tidak tersisa.Suhadi mengakui, korban kasus penipuan seperti itu ternyata juga menimpa korban yang lain dalam modus yang sama ingin memberikan bantuan dari Kesultanan Brunei.
"Penipuan bentuk lain dengan modus tidak bisa membaca dan minta tolong untuk dibantu memasukkan ATM ke mesin ATM. Oleh calon korban, pelaku disarankan untuk menghubungi satpam. Namun si penipu tidak mau, karena merasa iba kepada penipu, korban pun membantunya," kata Suhadi.
Suhadi turut prihatin atas kasus penipuan yang menimpa warga Pontianak yang sedang melaksanakan tugas negara. "Maksud hati hendak menolong, namun apa daya balasannya justru tertipu. Pengalaman pahit ini mudah-mudahan tidak menimpa warga yang lainnya."